Fogging masih menjadi salah satu cara efektif memberantas jentik nyamuk penyebab DBD/Jawa Pos
Fogging masih menjadi salah satu cara efektif memberantas jentik nyamuk penyebab DBD/Jawa Pos
KOMENTAR

PEMERINTAH Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, baru saja menetapkan kasus darurat demam berdarah dengue (DBD) setelah dalam dua bulan ini sebanyak 500 warganya terserang dan 12 di antaranya meninggal dunia. Penetapan status darurat diberlakukan pada Rabu (28/2/2024).

“Kamar perawatan di seluruh puskesmas yang ada di Jepara juga telah penuh dengan pasien DBD. Sedangkan berdasarkan dara, pasien rawat inap dan rawat jalan Sebagian besar merupakan anak-anak, sehingga perlu perhatian bersama serta langkah tepat untuk mengatasinya,” kata Plh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara Eko Cahyo Puspeno.

Tidak hanya di Jepara, di RSUD Tamansari Jakarta Barat juga terjadi lonjakan rawat inap pasien. Tercatat ada dua kasus dewasa dan tiga kasus anak. Selasa (27/7/2024) dalam satu hari ada lima kasus rencana rujukan dari puskesmas namun belum bisa dibantu untuk perawatan karena ruangan penuh.

“Saat ini, untuk mencegah sakit dan keparahan, RSUD Tamansari menyediakan vaksinasi DBD untuk anak dan dewasa yang diberikan sebanyak dua kali. Vaksin ini dapat mengurangi risiko terkena sakit, baik rawat jalan maupun inap, sampai 95 persen,” kata dr Ngabila Salama, MKM, Kasie Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Tamansari.

Rekomendasi pemberian vaksin sudah tertulis dalam rekomendasi satgas imunisasi PAPDI dan IDAI 2023. Vaksinasi ini untuk usia 6-45 tahun, diberikan sebanyak dua kali dengan selang waktu 3 bulan antar dosis. Dan besaran biayanya adalah Rp700.000 per dosis.

Lima cara mencegah sakit

Tren kasus DBD setiap tahun polanya akan selalu sama, mulai meningkat pada Desember dan mengalami puncaknya di April. Lalu, akan menurun Kembali.

Ada lima cara mencegah sakit DBD, yaitu:

  1. PSN 3M plus, gerakan 1 rumah 1 kader jumantik (G1R1J). Lakukan 3M plus minimal semingu sekali setiap Jumat dan selalu jaga kebersihan serta kerapihan rumah. Pelihara tanaman pengusir nyamuk seperti sereh, lavender dan ikan pemakan jentik seperti cupang.
  2. Perilaku hidup bersih dan sehat. Jangan ada baju-baju yang menggantung, karena menjadi sarang nyamuk dan jentik.
  3. Nyamuk DBD aktif pada pukul 08.00 hingga 10.00 dan 16.00 – 18.00. Akan lebih baik melakukan penyemprotan nyamuk atau menggunakan lotion antinyamuk.
  4. Aktifkan PSN di sembilan tatanan, yaitu tatanan kehidupan masyarakat sehat mandiri, permukiman dan fasilitas umum, satuan pendidikan, satuan pasar, pariwisata, transportasi dan tertib lalu lintas jalan, perkantoran dan perindustrian, perlindungan sosial, serta pencegahan dan penanggulangan bencana.
  5. Vaksinasi mandiri anak dan dewasa dua kali untuk mencegah sakit dan keparahan.

“Mencegah keparahan kuncinya adalah deteksi dini dan pengobatan dini. Bawa ke puskesmas segera jika ada gejala DBD. Lakukan cek darah lengkap dan NS1 untuk deteksi cepat DBD. Pemeriksaan ini gratis” tegas Ngabila.

Dalam hal ini, puskesmas perlu digalakkan, system rujukan dari puskesmas/FKTP ke RS juga perlu ditingkatkan. Yang terpenting, laporan dari RS penting disampaikan segera agar puskesmas dapat melakukan penyelidikan segera dan fogging.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News