Produk-produk berbahan dasar rotan di IFEX 1014 sangat diminati pembeli asal Turki/IFEX
Produk-produk berbahan dasar rotan di IFEX 1014 sangat diminati pembeli asal Turki/IFEX
KOMENTAR

ISU sustainability menjadi perhatian penting di dunia, termasuk di industri furniture global. Konsumen semakin sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dan lebih banyak mencari produk furnitur yang sustainable.

Laporan Transparency Market Research menyebut pasar furnitur ramah lingkungan pada 2023 mencapai US$44,2 miliar. Laporan lain menyebutkan permintaan akan furnitur ramah lingkungan bisa mencapai sekitar US$51 miliar dan akan terus bertumbuh lagi ke depannya. 

Isu ini mendorong Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) dan Dyandra Promosindo selaku penyelenggara pameran furnitur unggulan di Indonesia, IFEX 2024. Hadir dengan tema REAL, yang salah satunya mengusung konsep sustainability atau ramah lingkungan. 

"Kami terus mengingatkan anggota HIMKI untuk menghasilkan produk-produk yang sesuai dengan tren dan demand buyers internasional, termasuk demand untuk produk-produk ramah lingkungan. Di sisi lain, produk tersebut tetap menonjolkan keunikan desain dan keunggulan craftsmanship yang memang menjadi nilai utama produk furnitur kita," ujar Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur.

Besarnya potensi pasar furnitur ramah lingkungan harus dimanfaatkan oleh pelaku industri lokal. Selain terus meningkatkan kemampuan dari sisi desain, Sobur mengingatkan pentingnya penggunaan teknologi.

Sebagai upaya untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi, HIMKI menjalin kerja sama dengan China National Forestry Machinery Association (CNFMA) untuk berbagi pengetahuan terkait pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan produksi. 

Chairman CNFMA WeI Jian, mengakui bahwa pemanfaatan teknologi membawa pengaruh signifikan pada pengembangan industri furnitur. Ia mengatakan di Tiongkok ada 1.000 perusahaan yang mampu memproduksi 1.100 produk berkat pemanfaatan teknologi. Tiga hal yang menjadi mendukung pertumbuhan industri furnitur Tiongkok adalah produk ramah lingkungan serta pemanfaatan teknologi digital, dan teknologi pintar. 

Terkait bahan baku, Abdul Sobur menjelaskan, pengelolaan hutan yang baik ikut menjadi penentu masa depan industri furnitur. Sejatinya, Indonesia tidak kekurangan bahan baku ramah lingkungan, misalnya rotan, karena merupakan penghasil rotan terbesar dan terbaik di dunia.

Tidak sedikit peserta IFEX 2024 yang menjadikan rotan sebagai bahan baku utama atau bahan campuran produk mereka, seperti Estetika Indonesia dan Furnibest. Dina dari Estetika Indonesia mengatakan furnitur berbahan baku rotan menjadi produk mereka yang paling laris dan banyak dicari konsumen. Pun dengan Furnibest yang juga menggunakan rotan mengaku sejak hari pertama, produknya telah menarik minat buyer dari Turki.

Keduanya mengakui bahwa IFEX memberikan keuntungan besar bagi perkembangan bisnis mereka. IFEX memfasilitasi peserta untuk berinteraksi langsung dengan buyers internasional. Erlangga menyatakan pihaknya berencana memperluas ruang pameran pada gelaran IFEX berikut.




Jaya Suprana: Resital Pianis Tunanetra Ade “Wonder” Irawan Adalah Peristiwa Kemanusiaan

Sebelumnya

Kemitraan Strategis Accor dan tiket.com Perkuat Pasar Perhotelan Asia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel C&E