Bersama dengan Yayasan Dian Sastro Wardoyo dan Magnifique, Makoding mengajak perempuan Indonesia percaya diri dan melek digital/Farah.id
Bersama dengan Yayasan Dian Sastro Wardoyo dan Magnifique, Makoding mengajak perempuan Indonesia percaya diri dan melek digital/Farah.id
KOMENTAR

SEBAGAI pedoman untuk berinovasi, pendidikan harus memiliki kualitas sama rata untuk semua orang, terlepas dari jenis kelamin, orientasi, dan identitas budaya. Secara keseluruhan, ada banyak alasan mengapa pendidikan penting untuk membantu seseorang dalam meningkatkan keterampilan komunikasinya dengan belajar, membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan.

Menanamkan pendidikan sejak dini mampu memberikan dampak kepada diri sendiri, masyarakat, dan dunia. Pendidikan membuat pikiran menjadi kritis. Anak perempuan yang memiliki pendidikan, cenderung memiliki prinsip tahu mana yang terbaik untuk membangun masa depan mereka.

Sayangnya, banyak stigma yang selama ini belum bisa dilepaskan oleh diri perempuan itu sendiri maupun lingkungan sekitar dan masyarakat pada umumnya. Bahwa perempuan tidak perlu mengenyam pendidikan tinggi. Atau rasa kurang percaya diri dari perempuan itu sendiri bahwa ia tidak akan mampu bersaing dengan laki-laki. Juga, keengganan mereka pergi jauh dari keluarga (merantau) untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi.

Atas dasar itulah kemudian Markoding bergandengan tangan dengan Magnifique dan Yayasan Dian Sastrowardoyo membentuk Perempuan Inovasi yang memberikan beasiswa pelatihan keterampilan digital untuk perempuan di Indonesia, khususnya yang kurang mampu. Di sini, perempuan dibekali keterampilan yang relevan dengan industri untuk mengembangkan inovasi guna memecah masalah gender di lingkungan sekitar, seperti kekerasan terhadap perempuan, pelecehan seksual, perkawinan anak, dan kesetaraan gender.

"Sejauh ini, kita sudah mencapai program pelatihan di 30 provinsi,  di mana sebanyak 70 persen di antaranya melibatkan perempuan. Dan sudah ada 2.291 ide inovasi yang dihasilkan oleh murid kami, baik dalam bentuk web, app, game, dan alat fisik," kata Amanda Simandjuntak, Co-Founder dan CEO Markoding saat konferensi pers Graduation Day Perempuan Inovasi dj Ganara Art Plaza Indonesia, Jakarta, Kamis (7/3/2024).

Di tempat yang sama, Dian Sastrowardoyo, pendiri Yayasan Dian Sastrowardoyo menjelaskan, baru ada 22 persen perempuan Indonesia yang bekerja di sektor teknologi. Angka ini menjadi yang terendah di Asia Tenggara.

"Ketika perempuan mendapatkan ruang untuk berinovasi, mereka tidak hanya mengubah diri sendiri tapi juga dunia di sekitar mereka. Program Perempuan Inovasi adalah panggilan bagi semua perempuan untuk menjadi role model bagi generasi mendatang," ujar Dian, di lokasi yang sama.

Dalam kesempatan ini, Perempuan Inovasi juga mengumumkan hasil showcase digital prototype dari siswa terpilih yang berhasil mendapatkan beasiswa yaitu dari track full stack Web Development dan track UI/UX Design.

"Sekali lagi, di sini penting sekali kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak untuk membangkitkan kepercayaan diri perempuan. Dan tahun ini, kita menargetkan 20.000 peserta untuk program pelatihan ini," ucap Amanda.

Untuk dapat mengikuti pelatihan Perempuan Inovasi ini, syaratnya adalah:
- Minimal berusia 12 tahun.
- Terbuka untuk SMP, SMA/SMA, mahasiswa, profesional, atau yang sedang mencari pekerjaan.
- Memiliki akses internet dan laptop pribadi.
- Berkomitmen mengikuti program hingga selesai.
- Peserta wajib bergabung dengan WhatsApp Community Group.




Jaya Suprana: Resital Pianis Tunanetra Ade “Wonder” Irawan Adalah Peristiwa Kemanusiaan

Sebelumnya

Kemitraan Strategis Accor dan tiket.com Perkuat Pasar Perhotelan Asia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel C&E