UMAT Islam mendirikan salat dengan menghadap ke arah Ka’bah yang berada di Masjidil Haram, Kota Mekkah.
Sejatinya, salat haruslah mampu menghadirkan ketenangan dalam jiwa seorang muslim. Sehingga dengan salatnya, ia mampu menjalankan amar ma’ruf nahi munkar dan menjadi pribadi dengan karakter terbaik.
Mengapa kita salat menghadap kiblat?
Setidaknya ada 3 (tiga) hikmah yang kita dapatkan, seperti dijelaskan Kementerian Agama RI.
Pertama, mengenang Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail
Kedua nabi tersebut berperan dalam proses pembangunan Ka’bah. Dengan salat menghadap Ka’bah, umat Islam dapat selalu mengingat kisah hidup dan jasa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang sangat menginspirasi.
Kedua, melatih khusyuk
Syekh Jurawi menjelaskan bahwa saat semua anggota tubuh difokuskan ke satu arah, hal itu melatih kekhusyukan, keteguhan iman, dan ketenangan dalam hati seorang hamba.
Seperti ditegaskan Allah Swt. dalam QS. Al-An’am ayat 79 yang artinya, “Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku hanya kepada Yang Menciptakan langit dan bumi dengan (mengikuti) agama yang lurus dan aku bukan termasuk orang-orang yang musyrik.”
Ketiga, menjadi simbol persatuan
Dengan menghadap ke satu titik yaitu Ka’bah, seluruh umat Islam di seluruh penjuru dunia pun sama kiblatnya. Tanpa disadari, semua umat Islam menyatakan bahwa mereka bersaudara dan saling mengasihi sebagai sesama hamba Allah. Meskipun terpisah negara dan benua, Ka’bah menjadi tempat hati mereka berkumpul menjadi satu.
KOMENTAR ANDA