Ilustrasi/Freepik
Ilustrasi/Freepik
KOMENTAR

TERLIHAT tampil beda, sebuah spanduk besar yang terpampang di depan sebuah lembaga pendidikan Islam, “Hormatilah Orang-Orang yang Tidak Berpuasa’. Jika lazimnya spanduk berisi himbauan untuk menghormati orang yang sedang menjalankan ibadah puasa, namun spanduk yang satu ini tampil beda dan setia terpajang dari tahun ke tahun.

Ya, orang-orang di lembaga itu berpuasa Ramadan dengan baik, mereka bukan golongan antipuasa. Ulama kharismatik yang mengayomi lembaga pendidikan itu punya alasan bahwa Islam memang melindungi hak-hak mereka yang diperbolehkan tidak berpuasa.

Sang Ulama berkata, jangan sampai orang yang berpuasa dihasut setan dan bersikap egois, sehingga pihak-pihak yang diizinkan agama untuk tidak berpuasa dibuat merana.

Siapa sajakah orang-orang yang patut dihormati hak-haknya untuk tidak berpuasa di bulan Ramadan?

Yusuf Qardhawi dalam bukunya Tirulah Puasa Nabi (2011: 114) memaparkan lima bentuk halangan puasa dan ketentuan yang terkait dengan berbagai halangan tersebut, yaitu:

  1. Halangan yang mengharuskan berbuka dan larangan berpuasa. Barang siapa berpuasa, maka tidak sah puasanya dan wajib mengganti puasanya pada hari kemudian. Ketentuan ini ditetapkan berdasarkan ijma`. Inilah halangan yang berkaitan dengan perempuan, yaitu haid dan nifas.
  2. Halangan yang membolehkan berbuka, bahkan diwajibkan pada kondisi tertentu, tetapi diharuskan untuk meng-qadha. Ini adalah halangan bagi yang sakit dan bepergian. Dalilnya tertulis dalam Al-Qur’an.
  3. Halangan yang membolehkan berbuka, bahkan terkadang mewajibkannya dan tidak mesti meng-qadhanya. Akan tetapi, dianjurkan untuk memberi makan kepada fakir miskin (fidyah) menurut pendapat jumhur ulama. Ini halangan bagi orang tua renta, perempuan jompo, dan yang sehukum dengan keduanya, seperti pengidap penyakit yang tidak memiliki harapan sembuh.
  4. Halangan yang masih terjadi perbedaan pendapat di antara para fuqaha mengenai ketentuannya, apakah dikenai halangan orang yang sakit, orang tua renta, atau memiliki hukum yang khusus? Ini adalah halangan bagi yang hamil atau sedang menyusui.
  5. Halangan bagi orang yang berat untuk melaksanakan puasanya, karena beban pekerjaannya, seperti pekerja tambang dan semisalnya.

Betapa indahnya ajaran Islam yang sangat manusiawi, sehingga ada sejumlah golongan manusia yang boleh untuk tidak berpuasa, bahkan hak-hak mereka pun dilindungi. Ketika agama telah memberikan rukhshah (keringanan) untuk tidak berpuasa di Ramadan, maka yang sedang berpuasa tidak bijak memaksa golongan ini untuk turut menahan lapar dahaga.

Begitupun sebaliknya, pihak-pihak yang diperbolehkan tidak berpuasa hendaknya berupaya menjaga orang-orang yang sedang menjalankan ibadah tersebut. Hindari cara-cara provokatif yang dapat merusak semangat toleransi. 

Ujian bagi yang menjalani ibadah puasa bukan hanya lapar dan haus, tetapi juga mengendalikan hawa nafsu yang meracuni, seperti merasa diri paling benar, paling taat dan paling saleh. Perlu bagi kita memberikan hak-hak mereka yang dilindungi oleh agama, bukan hanya kepada nonmuslim tetapi juga kaum muslimin yang situasi dan kondisinya tidak memunginkan atau malah berbahaya jika dipaksakan berpuasa.

Lihatlah para perawat yang bertugas sepenuh hati sementara dirinya tetap dalam kondisi berpuasa. Mereka bukan hanya menghidangkan makanan, tetapi juga menyuapi pasien yang sedang sakit.

Perlu dipahami bahwa setiap individu memiliki kondisi dan halangan yang membuat mereka tidak mampu menjalankan ibadah puasa. Oleh karena itu, sikap pengertian dan empati perlu ditunjukkan kepada mereka, serta memberikan dukungan dan bantuan yang diperlukan.

Dengan demikian, kita telah menjaga keindahan ajaran Islam, sekaligus memelihara hubungan yang harmonis dan saling mendukung antara sesama umat manusia. Puasa itu pada akhirnya memang memanusiakan setiap insan.(F)       




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur