Seorang santri berjalan memasuki pondok pesantren Sam'an di Bandung, Jawa Barat/Antara
Seorang santri berjalan memasuki pondok pesantren Sam'an di Bandung, Jawa Barat/Antara
KOMENTAR

RAMADAN sudah sepantasnya dipergunakan sebagai bulan untuk memperkaya hati, salah satunya dengan menghapal Al-Qur’an dan memaknai isinya. Tidak hanya bagi kita yang sempurna secara lahir dan batin, tapi juga bagi mereka yang berada dalam ketidaksempurnaan fisik.

Adalah pesantren tuna netra Sam’an Darushudur di Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Di Ramadan tahun ini, sebanyak 25 santrinya mengikuti metode pembelajaran menggunakan bunyi-bunyian serta hafalan Al-Qur’an.

Pesantren Sam’an Bandung memperkenalkan teknologi untuk memfasilitasi pembelajaran inklusif bagi para santri tuna netra. Penggunaan perangkat lunak pembaca layar, materi ajar dalam bentuk audio, dan dukungan teknologi lainnya membantu menciptakan lingkungan pembelajara yang mendukung keberhasilan para santri. Inovasi ini mencerminkan komitmen pesantren untuk menciptakan kesetaraan dalam akses pendidikan.

Dalam hal keberhasilan para santri tuna netra di Pesantren Sam’an juga dapat dilihat dari dukungan yang diterima baik dari komunitas maupun orang tua. Keterlibatan aktif orang tua dalam mendukung pendidikan anak-anak mereka menjadi kunci keberhasilan.

Komunitas pesantren yang inklusif dan mendukung, menciptakan lingkungan yang memotivasi para santri untuk mencapai potensi maksimal mereka.

Sejalan dengan itu, kisah inspiratif para santri tuna netra Pesantren Sam’an Bandung adalah cerminan semangat juang tanpa batas. Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan, mereka membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukan penghalang untuk mencapai Impian dan menjalani pendidikan yang berkualitas.

“Saat ini kita sudah berhasil mencetak 12 penghafal Al-Qur’an. Kita terus memberi semangat kepada para santri supaya bisa berkembang,” kata salah satu pendiri pesantren Ridwan Effendi.

Selain menghapal Qur’an, para santri juga diajarkan ilmu teknologi informasi dengan mempekerjakan para santri di salah satu perusahaan IT setempat. “Kita juga pakai sosial media, ada juga aplikasi WA untuk memberitahukan pada masyarakat luas bahwa pesantren ini ada,” ucapnya.




Kelezatan Kue Wajik yang Tak Lekang oleh Waktu

Sebelumnya

Destinasi Wisata Australia Barat, Intip Serunya Liburan Keluarga di Rottnet Island dan Swan Valley

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Horizon