Ilustrasi menyiapkan menu berbuka puasa/Sigap
Ilustrasi menyiapkan menu berbuka puasa/Sigap
KOMENTAR

SEORANG ustadzah sedang menjadi perbincangan hangat usai aksinya asyik makan di depan orang yang sedang berpuasa. Videonya langsung beredar cepat dan mengundang banyak komentar negatif dari warganet. Sayangnya, hingga saat ini belum ada tanggapan dari sang ustadzah terkait video viral tersebut.

Selagi menunggu klarifikasi dari ustadzah tersebut, mari kita mengulasnya.

Secara hukum, ustadzah tersebut tidak melakukan pelanggaran apapun, terutama jika yang bersangkutan memang sedang tidak berpuasa karena sakit atau haid. Namun, mengutip salah satu komentar warganet, bahwa baiknya adab lebih ditinggikan daripada ilmu sebab Islam adalah agama yang sangat mengedepankan akhlak.

M Quraish Shihab pada bukunya berjudul M Quraish Shihab Menjawab 1001 Soal Keislaman yang Patut Anda Ketahui (2008: 180) menjelaskan, penghormatan terhadap syiar Islam adalah tanda-tanda orang bertakwa. Demikian maksud firman Allah dalam surat al-Hajj [22]: 30. Di mana salah satu di antaranya adalah tidak makan di depan umum saat orang-orang sekelilingnya sedang berpuasa, walaupun yang bersangkutan tidak wajib puasa.

Puasa adalah ibadah yang merupakan bagian penting dari syiar Islam. Dengan demikian, umat Islam punya kewajiban moral untuk menjaga wibawa ibadahnya. Jangan sampai kesucian Ramadan ternodai oleh tindakan yang kurang bermartabat.

Sebetulnya, penghormatan terhadap Ramadan juga ditunjukkan oleh orang-orang nonmuslim di antara caranya tidak secara terbuka bersantap atau setidaknya menghindari orang yang tengah berpuasa. Sehingga, cukup memprihatinkan jika seseorang yang disebut ustadzah justru berperilaku sebaliknya.

Sekiranya memang susah untuk menyendiri bagi yang tidak berpuasa, setidaknya makan minumnya dibatasi hanya dilihat kalangan tertentu saja, seperti keluarga. Jangan sampai aksi tersebut menjadi tontonan publik, termasuk menjadikannya konten.

Aksi ustadzah bisa disebut tidak menghormati hak yang berpuasa. Ketahuilah bahwasannya di antara kaum muslimin itu juga terdapat orang-orang yang lemah iman. Keimanan itu bisa runtuh tatkala melihat orang lain makan minum sehingga ia pun membatalkan puasa. Bayangkan, jika yang demikian menyedihkan terjadi oleh aksi pamer kita yang makan minum secara terbuka!

Sesungguhnya hati orang tidak ada yang tahu. Orang yang makan secara demonstratif di depan mereka yang berpuasa bisa saja niatnya membuat iri, menjatuhkan semangat, sekadar bercanda, atau malah iseng belaka dan mungkin pula sekadar demi bikin konten. Biarlah Allah yang menentukan apa yang terbetik di hati mereka tersebut.

Namun, yang terpenting adalah mengutamakan adab. Adakalanya yang kita lakukan tidak melanggar hukum, akan tetapi perbuatan itu dapat menimbulkan mudarat bagi khalayak ramai. Dengan makan di tempat yang tersembunyi insyaallah tidak ada pihak yang dirugikan dan hendaknya sama-sama saling menghormati.




Menyongsong Resesi 2025 dengan Ketenangan Batin

Sebelumnya

Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur