KEPALA Seksi Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Tamansari dr. Ngabila Salama menyebutkan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Jakarta terus mengalami kenaikan.
“Pola kasus DBD setiap tahun sama, mulai meningkat dan mengalami puncak pada April 2024,” kata dr. Ngabila dalam keterangan yang diperoleh Farah.id pada Kamis (21/3).
Seperti yang terjadi di RSUD Tamansari, pasien kasus DBD terus bertambah. Mereka terdiri dari berbagai kelompok usia. Dijelaskan dr. Ngabila Salama, sebanyak 70 persen atau yang mendominasi adalah usia anak dan remaja, yaitu mereka yang duduk di bangku SD dan SMP.
Karena itulah dr. Ngabila mengimbau masyarakat untuk waspada. Jika terjadi demam pada anak selama dua hari atau lebih dari dua hari, orang tua harus segera memeriksakan anak ke dokter. Hal ini sebagai langkah antisipatif terhadap kemungkinan DBD.
“Jika di rumah tidak kunjung membaik, bawalah ke puskesmas terdekat. Periksa ke dokter itu gratis, dan jika perlu segera dilakukan pemeriksaan darah guna deteksi dini,” ujar dr. Ngabila.
Diketahui bahwa Jakarta kini memasuki masa rawan penyakit DBD. Kondisi tersebut diduga akibat pengaruh cuaca di Jakarta yang masih dalam fase musim hujan.
Terakhir, BMKG memprediksi cuaca ekstrem berupa hujan lebat akan terjadi hingga 18 Maret. Adapun dalam tiga hari terakhir (19-21 Maret), cuaca di Jakarta terasa panas menyengat.
Penjabat Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono sebelumnya juga telah mengingatkan masyarakat tentang bulan Maret yang rawan DBD. Ia mengimbau setiap keluarga menjaga kebersihan rumah, terutama mengurangi potensi sarang nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue.
Heru Budi juga mengimbau agar anak-anak yang bermain di luar rumah mengenakan pakaian panjang, losion, dan minyak telon. Semua untuk mencegah risiko terkena gigitan nyamuk.
Hingga 19 Februari 2024, Dinas Kesehatan Jakarta mencatat jumlah kasus DBD di Jakarta sebanyak 627 kasus. Peningkatan tajam terjadi pada minggu kelima di tahun 2024 tepatnya di awal Februari lalu.
KOMENTAR ANDA