Kanker ovarium/Nona
Kanker ovarium/Nona
KOMENTAR

KABAR menyedihkan datang dari komedian sekaligus presenter Kiky Saputri. Istri dari Muhammad Khairi ini baru saja mengalami keguguran di usia kandungan yang memasuki 10 minggu. Dan yang menyedihkan, Kiky juga harus kehilangan salah satu ovariumnya akibat kista ovarium yang diderita.

Berita ini disebarluaskan Kiky lewat akun YouTube pribadinya, Kiky Saputri Official. Dalam video berdurasi kurang lebih 26 menit itu, perempuan yang memulai kariernya sebagai stand up komedian ini menceritakan kandungannya sudah memasukia usia 2,5 bulan.

“Qadarullah, takdir Allah menentukan kita harus berpisah dengan bayi aku, janin aku di usia kandungan 2,5 bulan atau 10 minggu,” kisah Kiky yang didampingi sang suami.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Perempuan yang sempat menjadi kitchen helper itu kembali melanjutkan ceritanya. Ia ternyata mengidap kista ovarium. Kista itu terus berkembang hingga menghimpit janin. Inilah yang kemudian menyebabkan Kiky mengalami keguguran.

“Seiring berjalannya waktu, janin berkembang dan kista pun ikut berkembang dan menekan ke area dinding Rahim,” jelas dia.

Mengenal kista ovarium

Kiky Saputri beserta suami harus mengikhlaskan kehilangan calon bayi mereka karena kista ovarium/Nona

Sejauh ini, beberapa orang beranggapan bahwa kista disebabkan oleh pola makan yang tidak baik, seperti terlalu pedas, tinggi tepung, dan tinggi gula. Tapi, sebenarnya kista ovarium merupakan tumor atau pertumbuhan yang terjadi di ovarium atau sel telur perempuan, yang berisi cairan.

Umumnya, kista ovarium yang menyerang perempuan ini adalah kista fungsional jinak yang terjadi secara alami dan bisa hilang sendiri meski tanpa pengobatan. Kista ovarium baru dikatakan berbahaya jika diameternya melebihi 4 sentimeter. Kista seperti ini sudah berpotensi menjadi ganas dan berubah menjadi kanker ovarium.

Global Cancer Incidence Mortality and Prevalence (2020) mencatat kanker ovarium menjadi kanker ketiga yang sering menyerang perempuan. Kasusnya cukup fantastis, mencapai angka 14.896 dengan angka kematian hingga 9.581 kasus. Penderita kista ovarium mencapai 37,2 persen atau 23.400 orang, di mana 13.900 di antaranya meninggal dunia.

Tingginya angka kematian disebabkan oleh minimnya gejala yang dirasakan penderita.

Gejala kista ovarium

Kista ovarium menjadi penyakit yang paling sering diderita perempuan di Indonesia. Sayangnya, sedikit dari mereka yang mengetahui telah mengalami penyakit tersebut. Padahal, ada beberapa gejala yang muncul dan harus menjadi perhatian, yaitu:

  • Nyeri panggul yang terasa tiba-tiba, parah, dan tajam.
  • Rasa sakit saat berhubungan dengan pasangan.
  • Sering ingin buang air kecil.
  • Nyeri berlebih saat menstruasi, atau menstruasi yang tidak teratur, atau menstruasi yang ringan dari biasanya.
  • Kembung dan perut bengkok.
  • Merasa sangat kenyang setelah makan sedikit.
  • Kesulitan hamil.

Karena sedikit sekali penderita yang paham akan gejala-gejala tersebut, tidak sedikit mereka yang datang untuk memeriksakan diri, sudah dalam kondisi stadium lanjut. Itulah mengapa kista ovarium sering pula disebut sebagai silent killer.

Penyebab munculnya kista ovarium

Ada banyak faktor yang menyebabkan seorang perempuan menderita kista ovarium, mulai dari hormonal, infeksi parah pada panggul, hingga endometriosis atau pertumbuhan selaput lendir rahim di luar tempatnya.

Dokter Spesialis Obstetri-ginekologi dari RS Pondok Indah, Kanadi Sumapraja menjelaskan, terlalu sempit menghubungkan makanan pedas dengan kista ovarium. Namun, perempuan yang terserang kita ovarium ini kebanyakan mengonsumsi lemak lebih tinggi dibandingkan yang tidak punya kista ovarium, meski perbandingan ini tidak terlalu signifikan.

Studi terhadap 264 sampel menyarankan perempuan usia produktif untuk mengurangi asupan lemaknya. Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa gaya hidup sehat adalah kunci. Dan, jangan ragu ke dokter jika mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas.




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health