PADA November tahun lalu, sebuah studi yang dimuat jurnal Mayo Clinic Proceedings menyebutkan bahwa semakin banyak seseorang mengonsumsi garam di dalam makanannya, akan semakin besar potensinya mengidap diabetes tipe 2.
Para peneliti dalam studi tersebut mengumpulkan hasil survei lebih dari 400.000 orang dewasa yang didapat dari UK Biobank. Para responden survei ini adalah sekelompok orang dengan informasi kesehatan yang telah digunakan sejak tahun 2006.
Responden adalah mereka yang berhasil terbebas dari diabetes, penyakit ginjal kronis, penyakit kardiovaskular, hingga kanker.
Mereka dibagi ke dalam empat kelompok yaitu 1) kelompok yang tidak pernah/jarang menambah garam ke makanan, 2) kelompok yang kadang-kadang menambah garam ke makanan, 3) kelompok yang biasanya menambah garam ke makanan, dan 4) kelompok yang selalu menambah garam ke makanan.
Hasil kesehatan peserta kemudian ditelusuri selama lebih kurang 11,9 bulan. Hasilnya adalah: Dibandingkan dengan orang yang tidak pernah/jarang menambah garam ke makanan, risiko terkena diabetes tipe 2 lebih tinggi 13 persen pada orang yang kadang-kadang menambah garam dan lebih tinggi 20 persen pada orang yang biasanya menambah garam.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa asupan natrium yang berlebihan terkait dengan masalah kesehatan. Apa pun jenis garamnya, selama mengandung banyak natrium. Kita juga mesti mencari tahu berapa tingginya kadar garam dalam makanan olahan.
Peneliti dalam studi tersebut, Lu Qi, MD, PhD, FAHA yang juga Direktur Tulane University Obesity Research Center menjelaskan bahwa sumber natrium tambahan juga bisa menambah risiko diabetes.
“Asupan garam yang tinggi, tidak peduli dari mana asalnya, adalah faktor yang merugikan kita,” papar Lu Qi, seperti dilaporkan Health.
KOMENTAR ANDA