SURAT Al-Qadr 1-5, yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatulqadar. Tahukah kamu apakah Lailatulqadar Itu? Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.”
Ada alasan yang sangat kuat sehingga surat al-Qadr menjadi sering dibahas di setiap Ramadan, sebab ayat-ayatnya mengandung pesan-pesan agung terkait dengan Lailatulqadar. Malam istimewa ini selalu dinanti dan dicari oleh mereka yang mendamba rahmat Tuhannya.
Sayyid Qutb pada Tafsir Fi Zhilalil Qur`an Jilid 12 (2001: 312) menjelaskan, pembicaraan dalam surat ini adalah tentang malam yang dijanjikan dan disaksikan serta dicatat oleh seluruh wujud dengan penuh kegembiraan, semangat, dan kekhusyukan.
Malam perhubungan mutlak antara bumi dan alam tertinggi. Malam permulaan turunnya Al-Qur’an ke dalam hati Nabi Muhammad Saw. Malam peristiwa agung yang bumi tidak pernah menyaksikan malam yang seperti itu dalam keagungan, petunjuk, dan dampaknya terhadap kehidupan semua manusia. Keagungan yang tidak mampu dijangkau oleh pengetahuan manusia.
Lailatulqadar jangan sampai terlewatkan, karena hanya ada di bulan yang suci ini dan sungguh berlimpah keberkahannya.
Jalaluddin Rakhmat pada bukunya Madrasah Ruhaniah (2005: 155-156) menguraikan apa yang dimaksud dengan Lailatulqadar. Pertama, qadar atau qadr berarti ketentuan Tuhan yang berkaitan dengan hidup dan mati, suka dan duka, sehat dan sakit. Inilah malam ketika Tuhan menetapkan takdirnya bagi manusia.
Dalam surat Al-Dukhan ayat 3-4, Allah berfirman, artinya, “Sesungguhnya Kami turunkan Al-Qur’an pada malam yang diberkati. Sesungguhnya, Kami selalu memberikan peringatan. Di malam itulah diatur segala urusan yang bijaksana (penuh hikmah).”
Al-Qur’an dan terjemahnya memberikan catatan kaki untuk ayat ini: Yang dimaksud dengan urusan-urusan di sini ialah segala perkara yang berhubungan dengan kehidupan makhluk, seperti hidup, mati, rezeki, untung baik, untung buruk, dan sebagainya.
Kedua, qadr artinya kemuliaan, keagungan. Lailatulqadar artinya malam keagungan, malam kemuliaan, the night of honors. Malam itu menjadi mulia karena ada peristiwa mulia yang terjadi padanya.
Ada tiga kemuliaan yang terjadi di malam Qadar:
- Turunnya kitab suci yang mulia. Keagungan AI-Qur’an, yang melintas ruang dan waktu, membuat malam itu menjadi sangat istimewa.
- Al-Qur’an turun kepada Nabi yang mulia, yang tanpa dia tidak akan diciptakan alam semesta.
- Kemuliaan juga diberikan kepada mereka yang menghidupkan malam Ramadan.
Malam lailatulqadar tersebut adalah malam ketika Al-Qur’an diturunkan. Ini adalah momen penting dalam kehidupan umat Islam di mana Allah Swt memberikan petunjuk-Nya kepada manusia. Namun tidak hanya itu, malam tersebut juga merupakan waktu di mana nasib masa depan setiap individu ditetapkan.
Lailatulqadar, yang secara harfiah berarti “malam keagungan” atau “malam kemuliaan”, adalah momen yang sangat istimewa dalam agama Islam. Malam ini diaturlah oleh Allah kesejahteraan bagi manusia.
Abdullah bin Muhammad bin Abdurahman bin Ishaq al-Sheikh pada Tafsir Ibnu Katsir Juz 8 (2004: 510) menerangkan, Firman Allah yang artinya “Untuk mengatur segala urusan.”
Mujahid mengatakan, “Malam kesejahteraan untuk mengatur semua urusan.” Sedangkan Sa’id bin Manshur berkata mengenai firman-Nya, artinya, “Malam itu (penuh) kesejahteraan,” dia mengatakan, “Aman, di mana pada waktu itu setan tidak dapat melakukan kejahatan atau melancarkan gangguan.”
Sedangkan Qatadah dan lain-lain mengatakan, “Pada waktu itu semua urusan diputuskan, berbagai ajal dan rezeki juga ditetapkan,” sebagaimana yang difirmankan Allah Ta'ala yang artinya, “Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (surat Ad-Dukhaan ayat 4).
Malam Lailatulqadar menjadi momen yang sangat istimewa dalam kehidupan umat Islam, di mana keberkahan dapat dirasakan dan rezeki di masa berikutnya akan ditetapkan-Nya. Segala urusan kita untuk masa mendatang ditentukan Allah di malam yang lebih baik dari seribu bulan tersebut.
Alangkah indahnya, ketika pada momentum sepenting itu kita mampu meraih lailatulqadar sehingga mendapatkan yang terbaik untuk ditorehkan sebagai takdir. Di penghujung Ramadan inilah lailatulqadar itu dapat diraih oleh hati yang beriman.
KOMENTAR ANDA