Selebgram Aghnia Punjabi/Instagram @emyaghnia
Selebgram Aghnia Punjabi/Instagram @emyaghnia
KOMENTAR

KASUS kekerasan terhadap anak yang menimpa Jana Amira Priyanka atau Cana, putri dari influencer Aghnia Punjabi menimbulkan kegeraman di hati masyarakat.

Menyaksikan rekaman CCTV di mana seorang anak disiksa selama lebih kurang satu jam oleh pengasuhnya, kita tentu tidak habis pikir bagaimana seorang perempuan dewasa (yang seharusnya memiliki naluri seorang ibu) bisa kehilangan akal sehat dan nuraninya. Apalagi diketahui sang pengasuh juga seorang ibu beranak satu.

Kita tidak akan bisa membayangkan seperti apa perasaan Aghnia dan sang suami, Reinukky Abidharma saat ini. Karena itulah seharusnya kita berempati dengan peristiwa menyedihkan yang terjadi dalam keluarga kecil mereka.

Namun sayangnya, meskipun banyak sekali warganet—termasuk sesama influencer juga artis Tanah Air—yang memberikan dukungan, ada banyak juga warganet yang ‘tanpa hati’ menyalahkan Aghniya yang menitipkan anak ke pengasuh demi menjalankan pekerjaan.

Aghnia telah menjelaskan bahwa alasannya tidak membawa buah hatinya ke Jakarta adalah karena keduanya masuk sekolah. Ditambah lagi, pengasuh anaknya tersebut telah bekerja selama satu tahun dan selama ini menunjukkan sikap serta berkata-kata yang sopan.

Dalam Instagram, sejumlah orang menghujatnya sebagai ibu yang buruk. Dan karena rasa bersalah yang begitu besar pada anaknya, Aghnia pun mengiyakan bahwa ia memang ibu yang tidak baik, yang bodoh, yang egois, bahkan mengatakan seharusnya ia mati saja.

Seorang manusia yang menuruti nuraninya pasti akan mampu berempati. Ia mencoba untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain saat mengalami duka dalam hidupnya.

Dengan apa yang terjadi pada Aghnia, seharusnya kita—sebagai sesama perempuan—bisa memberikan dukungan terbesar untuknya dan keluarga. Kita memahami bahwa Aghnia telah melakukan yang terbaik untuk anaknya. Dan menitipkan anak kepada pengasuh yang sudah mengenal anaknya dengan baik seharusnya tidak serta merta menjadikan Aghnia ibu yang buruk.

Inilah saatnya ‘women supporting women’ memberikan dukungan mental untuk Aghnia bisa tetap tenang dan kuat untuk mendampingi sang putri yang mengalami trauma berat baik secara fisik maupun psikologis. Dan peristiwa ini tentulah menjadi trauma tersendiri bagi Aghnia.

Jangan sampai komentar pedas yang kita tulis untuk Aghnia yang tidak kita kenal secara personal, justru akan menambah trauma di hati ibu dua anak itu.

Jika memang kita belum bisa memberikan masukan yang baik, maka tahanlah jemari kita untuk menulis. Jadilah perempuan bijak. Jangan sampai tulisan kita akan menambah hancur hati seorang perempuan sekaligus ibu bernama Aghnia Punjabi.




Menutup Tahun dengan Prestasi, dr. Ayu Widyaningrum Raih Anugerah Indonesia Women Leader 2024

Sebelumnya

Meiline Tenardi, Pendiri Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Women