ALLAH Swt merahasiakan kapan tepatnya malam Lailatulqadar dengan tujuan agar umat Islam gigih berusaha meraihnya dengan memperbanyak ibadah pada malam-malam terakhir Ramadan.
Abdullah bin Abdurrahman Alu Bassam dalam bukunya Syarah Hadits Pilihan Bukhari-Muslim (2005: 511) menjelaskan, dari Aisyah Ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Carilah oleh kalian Lailatulqadar pada malam ganjil dari sepuluh malam yang terakhir.”
Karena para sahabat mengetahui keutamaan dan kebesaran kedudukannya, maka mereka sangat bersemangat untuk mendapatkan waktunya. Tapi Allah, dengan hikmah dan rahmat-Nya kepada makhluk, merahasiakan malam itu agar mereka mencarinya sendiri pada malam-malam itu, sehingga mereka memperbanyak ibadah yang manfaatnya kembali kepada diri mereka sendiri.
Sesuai petunjuk hadis Nabi, malam Lailatulqadar bisa dicari di sepuluh malam terakhir Ramadan dan diutamakan pada malam-malam ganjil. Kita perlu bersiaga penuh di sepertiga akhir Ramadan, agar tidak terlewatkan momentum yang sangat berharga ini.
Kaum muslimin hendaknya menunjukkan kesungguhan yang ditopang semangat membara dalam mendapatkan Lailatulqadar, malam seribu bulan. Ini merupakan perjuangan yang indah, pada malam yang indah, dan menghadirkan keindahan hidup duniawi serta ukhrawi.
Apa yang bisa kita lakukan pada malam-malam tersebut?
Jalaluddin Rakhmat pada buku Madrasah Ruhaniah (2005: 161-162) memaparkan, carilah Lailatulqadar dalam kesunyian malam, ketika manusia terlelap tidur, ketika “malam sudah menutupkan tirainya”.
Bacalah istigfar, kenang dosa-dosamu, rebahkan dahimu ke atas tanah, dan basahi tempat sujudmu dengan air mata penyesalanmu. Biarkan malaikat mengusap air matamu dengan ucapan salam sampai waktu fajar.
Atau tinggalkan masjid, datangi tempat-tempat berkumpulnya fakir dan miskin. Masukkan kebahagiaan kepada hati mereka. Hapus air mata kesedihan mereka dengan kasih sayangmu. Bagikan sebagian rezeki yang telah Allah anugerahkan kepadamu untuk melepaskan mereka dari kesulitan hidup. Biarkan malaikat dan Ruh menyalami tangan-tangan yang diulurkan untuk menaburkan kasih sayang pada sesama makhluk.
Jadi, amalan pada malam Qadar dapat dibagi kepada dua hal. Pertama, istigfar dan ibadah-ibadah ritual lainnya. Kedua, membagikan rezeki kepada orang yang membutuhkan serta ibadah-ibadah sosial lainnya.
Dalam mengisi malam Lailatul Qadar, kita dianjurkan untuk menghidupkan ibadah-ibadah, seperti istigfar, membaca Al-Qur’an, zikir, salat, dan amal ibadah lainnya. Malam yang penuh keberkahan ini menjadi momen yang tepat untuk merenungi dosa-dosa dan memohon ampunan kepada Allah serta mendekatkan diri kepada-Nya.
Namun, ingatlah, ibadah pada malam Lailatul Qadar tidak hanya terbatas pada aktivitas ritual semata. Sebagai muslim sejati, kita juga memiliki tanggung jawab sosial untuk membantu sesama manusia yang membutuhkan. Oleh karena itu, jangan lupa mendatangi tempat-tempat terasingnya kaum fakir dan miskin.
Ketahuilah, di malam-malam itu masih ada fakir miskin yang terjaga karena masih bertempur dengan perihnya rasa lapar. Insyaallah, inilah bentuk amalan yang semakin meninggikan makna Lailatulqadar.
Bayangkan jika malam Lailatulqadar datang menghampiri, sedangkan apa yang kita lakukan justru tidak berfaedah sama sekali. Misalnya, ada orang yang hanya begadang di sepuluh malam terakhir Ramadan sehingga dirinya kurang istirahat dan Lailatulqadar raib dari pelukannya.
Lailatulqadar selalu disiapkan dan dianugerahkan Allah Swt tetapi malam kemuliaan itu tidak akan jatuh dari langit menimpa diri kita. Lailatulqadar diperoleh melalui perjuangan keras tanpa kenal lelah.
Selain itu, amalan baik yang dilakukan pada malam Lailatulqadar akan mendatangkan keberkahan dan pahala yang besar serta memberikan makna lebih berharga bagi Lailatulqadar.
KOMENTAR ANDA