PARA utusan Hamas, Amerika, dan Israel diperkirakan tiba di Kairo akhir pekan ini dalam upaya baru untuk mencapai gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera dalam perang yang telah memasuki enam bulan.
Al-Qahera News menyebutkan Direktur CIA Bill Burns dan Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani siap bergabung sebagai mediator Mesir untuk pembicaraan tidak langsung antara delegasi Israel dan Hamas pada hari ini (7/4).
Menjelang perundingan, Hamas menegaskan tuntutan intinya – gencatan senjata total di Gaza dan penarikan pasukan Israel.
Upaya gencatan senjata ini terjadi setelah militer Israel membuat pengakuan atas kesalahannya dan mengatakan pihaknya memecat dua petugas terkait meninggalnya tujuh sukarelawan di Gaza. Namun pengakuan tersebut tidak menghentikan seruan untuk melakukan penyelidikan independen.
Kematian para pekerja di World Central Kitchen (WCK) yang berbasis di AS pada tanggal 1 April menyebabkan ketegangan antara Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Biden mendesak adanya gencatan senjata segera dan untuk pertama kalinya mengisyaratkan perlunya mengondisikan dukungan AS kepada Israel dalam membatasi pembunuhan warga sipil dan meningkatkan kondisi kemanusiaan.
Serangan balasan Israel terhadap Hamas telah menewaskan sedikitnya 33.137 orang di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan.
WHO mengatakan rumah sakit terbesar di Gaza, Al-Shifa, hancur menjadi abu akibat serangan Israel selama dua minggu.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan rumah sakit tersebut, yang dulunya merupakan tulang punggung sistem kesehatan di Gaza, sekarang menjadi sebuah ‘cangkang kosong’ dengan kuburan manusia.
Menjelang perundingan, seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan bahwa Presiden Joe Biden menulis surat kepada para pemimpin Mesir dan Qatar untuk mendesak mereka agar mendapatkan komitmen dari Hamas untuk menyetujui dan mematuhi kesepakatan.
Perundingan yang terhenti tidak mencapai kemajuan sejak gencatan senjata selama seminggu pada bulan November yang mengakibatkan beberapa sandera ditukar dengan tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.
Di satu sisi, Washington menyalahkan penolakan Hamas untuk melepaskan sandera yang sakit dan rentan lainnya. Di sisi lain, Qatar mengatakan keberatan Israel terhadap kembalinya warga Gaza yang terlantar adalah hambatan utama gencatan senjata, demikian dikutip dari AFP.
KOMENTAR ANDA