Suasana belajar di salah satu sekolah dasar di Korea Selatan/Getty Images
Suasana belajar di salah satu sekolah dasar di Korea Selatan/Getty Images
KOMENTAR

TINGKAT kelahiran di Korea Selatan terus menurun. Drastinya penurunan ini membuat sejumlah sekolah mengalami kekosongan siswa. Akibatnya, Negeri Ginseng itu terpaksa mengimpor siswa dari empat negara, salah satunya Indonesia.

Adalah provinsi Gyeongsangbuk-do yang harus mengimpor siswa dari luar negaranya. Di Indonesia, mereka memberikan beasiswa kepada empat siswa di Parepare, Sulawesi Selatan, untuk belajar di sana.

Salah satu yang mendapatkan kesempatan tersebut adalah Nuno. Sejak Februari 2024, ia harus merantau sejauh 5.000 kilometer untul melanjutkan sekolah ke SMK di Korea Selatan. Nuno mengaku mendapatkan beasiswa dari Dinas Pendidikan Gyeongsangbuk-do untuk sekolah di Sekolah Menengah Meister Maritim Korea di Kota Pohang, yang jaraknya empat jam berkendara dari ibu kota Seoul.

Dinas Pendidikan Gyeongsangbuk-do megaku ini kali pertama mereka merekrut siswa dari luar negeri. Menurut Kementerian Administrasi dan Kemanan Publik setempat, sejak Januari 2024 populasi Kawasan Gyeongbuk hanya berjumlah 2,25 juta jiwa. Jumlah ini menurun drastis jika dibandingkan dengan Desember 2022 yang tercatata sebanyak 2,66 juta jiwa.

Dikutip dari BBC Korea, provinsi ini memang mengalami penurunan populasi terbesar di Korea Selatan. Bahkan tahun lalu, sebanyak 32 sekolah dasar tidak menerima siswa baru. Sedangkan tahun ini, ada 27 sekolah dasar yang tidak menerima siswa baru.

Guna mengatasi hal ini, dinas pendidikan dan sekolah-sekolah membuat kesepakatan dengan pemerintah dan sekolah lokal di empat negara untuk memiliki siswa-siswa melalui proses seleksi. Kualifikasi spesifik untuk pendaftaran dan metodenya ditentukan oleh sekolah dan ditinjau serta disetujui oleh dinas pendidikan.

Anak-anak yang mendapatkan beasiswa itu kemudian menerima Pendidikan teknis professional di sekolah lokal, kursus budaya dan bahasa Korea, serta berbagai manfaat lainnya.

Sebenarnya, ini adalah kerja sama yang saling menguntungkan bagi negera-negara tersebut. Kepala Sekolah Menengah Uiseong Unitech Park Ki-hwan mengaku sekolahnya terselamatkan berkat program ini. Tahun ini mereka menerima delapan siswa dari Thailand.

“Penurunan populasi ini menjadi masalah serius, karena menyebabkan kelangkaan tenaga kerja di berbagai sektor industri. Permintaan dari industri tetap ada, tetapi siswa lokal hanya tertarik dengan pekerjaan yang mereka inginkan, sehingga angkatan kerja justru dipenuhi oleh pekerja asing,” keluh Park.

“Program ini bertujuan untuk membantu siswa internasional untuk bisa menetap di sini dengan membekali mereka pelatihan kejuruan yang memadai, memberikan visi dan memberikan prospek kerja selama tiga tahun,” ujar Park.




Dukung Riset dan Publikasi Ilmiah, Kantor Wilayah Kemenkumham DKI Jakarta Luncurkan Jurnal Yustisia Hukum dan HAM “JURNALIS KUMHAM”

Sebelumnya

Momen Unik yang Viral, Kebersamaan Presiden Prabowo dan Kucing Bobby Kertanegara di Istana

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News