Ilustrasi keluarga Jepang/Freepik
Ilustrasi keluarga Jepang/Freepik
KOMENTAR

PARA ibu rumah tangga di Jepang banyak mengaplikasikan metode pengelolaan keuangan yang disebut KAKEIBO.

Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang jurnalis bernama Makoto Hani di tahun 1994. Dikutip dari Money under 30, ide dasar dari Kakeibo adalah membantu ibu rumah tangga untuk memahami hubungan dengan uang dengan cara mencatat semua pemasukan dan pengeluaran.

Metode keuangan ini kemudian dipopulerkan dalam ke dalam buku bertajuk Kakeibo, The Japanese Art of Saving Money yang ditulis oleh Fumiko Chiba.

Namun yang membedakan Kakeibo dengan metode financial planning lain adalah tidak adanya penggunaan teknologi digital seperti lembaran Excel. Kakeibo menekankan bahwa menulis dengan tangan merupakan langkah meditatif untuk memproses dan mengamati kebiasaan pengeluaran rumah tangga.

Selain pencatatan, Kakeibo juga mengharuskan kita untuk menanyakan sejumlah hal pada diri kita sebelum mengeluarkan uang untuk berbelanja.

  • Bisakah saya hidup tanpa barang ini?
  • Apakah saya bisa membeli barang ini dengan kondisi keuangan saat ini?
  • Bagaimana emosi saya hari ini?
  • Apa perasaan saya saat membeli barang ini? Jika bersemangat, kira-kira berapa lama perasaan itu akan bertahan?

Jika kita sudah bisa meredam keinginan spontan untuk berbelanja, mari mengikuti metode Kakeibo yang dipakai para ibu rumah tangga di Jepang.

  1. Mencatat semua pemasukan. Langkah pertama adalah mencatat semua pemasukan setiap awal bulan, baik dari gaji rutin bulanan juga pemasukan tambahan. Tulislah dengan pulpen atau pensil agar kita dapat meresapi apa yang kita tulis.
  2. Menabung lebih dulu, baru mengalokasikan dana ke pos-pos rumah tangga. Hal pertama yang kita lakukan adalah menyisihkan uang untuk ditabung, baru setelah itu mengalokasikan pemasukan ke empat pos pengeluaran ini: Needs (makan, tagihan listrik, cicilan KPR, dan kewajiban lain), Wants (hiburan, makan di luar rumah, dll), Culture (buku, film, majalah, wisata), dan Unexpected (membeli kado ulang tahun teman si kecil, uang melayat tetangga, dll).
  3. Menimbang 1 x 24 jam sebelum memutuskan membeli barang. Kita harus membiasakan untuk tidak langsung membeli barang yang kita sukai. PIkirkan baik-baik apakah sesuai kebutuhan.
  4. Mengecek saldo rekening secara rutin. Kebiasaan ini membantu kita fokus mengatur jumlah yang harus dikeluarkan dan menjaga cash flow tetap on the track.
  5. Membuat kertas pengingat di dompet bertuliskan “Apakah kamu BENAR-BENAR membutuhkan barang itu?”. Setiap kita membuka dompet, kita akan menjernihkan pikiran agar tidak belanja impulsif.
  6. Menggunakan uang tunai untuk bertransaksi. Menggunakan kartu debit, kartu kredit, atau QRIS di masa sekarang seringkali membuat kita tidak sadar tentang berapa uang yang kita keluarkan. Jika pun sulit menemukan tempat belanja yang masih menerima uang tunai, jangan lupa untuk mencatatnya agar tidak ada pemborosan anggaran rumah tangga.

Siap untuk menjalankan Kakeibo?




Masakan Mudah Gosong, Sudahkah Bunda Lakukan 6 Langkah Ini?

Sebelumnya

Tips Menikmati Akhir Pekan ‘Anti-Boring’ Bersama Keluarga

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Family