KONFLIK Iran dengan Israel kian memanas. Usai Iran melancarkan ratusan rudal balistik, Israel dengan tegas menyatakan akan melakukan hal serupa sebagai bentuk balas dendam. Perseteruan ini tentu saja tidak hanya membahayakan kedua negara, tetapi menjadi ancaman bagi dunia, termasuk Indonesia.
Karenanya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, menggencarkan upaya diplomatik dengan melakukan sejumlah komunikasi, baik itu dengan pemerintah Iran maupun negara-negara lainnya di dunia. Dirinya mengaku cukup khawatir melihat perkembangan yang terjadi di Timur Tengah.
Di Kompleks Istana Kepresidenan, Retno mengatakan, telah melakukan komunikasi baik melalui telepon, exchanges of message, dan sebagainya dengan Menteri Luar Negeri Iran, Saudi Arabia, Uni Eropa, Mesir, Jerman, Belanda, serta Amerika Serikat.
Dalam komunikasinya itu, Retno menegaskan bahwa eskalasi tidak membawa manfaat sama sekali. “Saya bicara dengan Menteri Luar Negeri Iran hamper 1 jam 50 menit dan saya sampaikan juga bahwa eskalasi tidak membawa manfaat bagi siapapun. Jadi, untuk upaya diplomatik terus kita jalankan,” ujar Retno, dikutip dari Detik.com.
Dari seluruh komunikasi itu, Retno selalu meminta semua pihak menahan diri dan menyerukan adanya deeskalasi konflik di Timur Tengah. Dirinya juga mendorong agar Indonesia dan negara lain menggunakan pengaruhnya agar eskalasi tidak terjadi.
“Terkait dengan perlindungan WNI, kita terus lakukan komunikasi, koordinasi dengan beberapa kedutaan besar Republik Indonesia, utamanya di Amman, Teheran, Mesir, dan tempat-tempat lain. Travel advice sudah dikeluarkan sejak 13 April kemarin,” ucapnya.
Tidak hanya itu, Retno juga mengungkap dua pesan dari Presiden Joko Widodo yang disampaikan saat rapat internal terkait eskalasi di Timur Tengah. Pemerintah akan melihat perkembangan konflik Iran-Israel dan terus melakukan komunikasi diplomatik dengan negara-negara yang terlibat.
“Pesan Bapak Presiden tadi ada dua, yaitu tolong terus lakukan upaya diplomatik agar pihak-pihak terkait menahan diri dan dapat menghindari eskalasi,” tegas dia.
Terakhir Retno menyampaikan bahwa perang dapat berdampak pada perekonomian negara, salah satunya harga minyak yang terus melambung, kenaikan nilai tukar dolar hingga harga kebutuhan pokok lainnya.
KOMENTAR ANDA