KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat, hingga April 2024 sudah ada 62 ribu lebih kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia. Jumlah itu meningkat tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Begitu pula dengan angka kematiannya yang tercatat sudah mencapai 475 kasus.
Peningkatan kasus DBD yang sangat luar biasa ini diakui Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, salah satunya disebabkan oleh faktor cuaca, yaitu fenomena el Nino dan pergeseran musim kemarau dan musim hujan. Musim pancaroba inilah yang membuat sarang-sarang nyamuk menjamur.
“Kesadaran masyarakat untuk memberantas sarang-sarang nyamuk juga sangat minim. Tapi, kesadaran warga untuk memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan meningkat, sehingga deteksi DBD menjadi lebih baik,” kata Siti.
DBD sendiri disebabkan oleh gigitan nyamuk aides aegypti dengan gejala awal demam tinggi mendadak yang berlangsung sepanjang hari. Gejala itu diikuti tanda-tanda lain seperti nyeri kepala, nyeri di belakang mata, nyeri punggung, dan ruam merah di permukaan kulit.
Penyakit ini memiliki masa inkubasi antara tiga hingga 14 hari, tapi dalam banyak kasus kegawatdaruratan muncul sekitar empat sampai tujuh hari. Gejala-gejala ini harus diperhatikan betul dan tidak bisa dianggap remeh.
Jika melihat orang atau anggota keluarga dengar gejala demikian, Kemenkes RI membagikan cara pertolongan pertamanya, yaitu:
- Lakukan tirah baring (bed rest) dalam jangka waktu tertentu untuk penyembuhan.
- Konsumsi banyak mineral, minimal dua liter per hari.
- Kompres dengan air hangat saat demam tinggi.
- Jika langsung mengalami demam tinggi (mendadak), berikan obat pereda demam (antiperik) seperti parasetamol.
- Apabila dalam waktu dua sampai tiga hari gejala tidak menunjukkan perbaikan atau semakin parah, disarankan untuk segera memeriksakan diri ke rumah sakit atau fasilitas layanan kesehatan lainnya untuk perawatan lebih lanjut.
Apabila gejala bertambah menjadi badan semakin lemas, muntah-muntah, gelisah, hingga timbul pendarahan (misalkan gusi berdarah, mimisan, atau pendarahan di saluran cerna), segera lakukan perawatan intensif.
KOMENTAR ANDA