SEMANGAT untuk terus memberdayakan perempuan Indonesia, menghilangkan bias gender di masyarakat, digaungkan oleh Perempuan Inovasi. Di tahun ini, program Perempuan Inovasi 2024 menggandeng Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai mitra strategis guna mendukung cita-cita memajukan perempuan di bidang teknologi.
Dalam launching Perempuan Inovasi 2024 yang diselenggarakan Rabu (8/5/2024) di Ruang East Java, The Westin Hotel, Jakarta, Amanda Simanjuntak selaku Co-Founder dan CEO Markoding mengatakan, pendidikan vokasi memiliki peranan yang sangat penting dalam meingkatkan kualitas tenaga kerja, sehinngga generasi muda dapat bersaing dan terus mengembang diri sesuai minat dan bakatnya.
“Melalui kerja sama ini, Perempuan Inovasi 2024 ingin memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada perempuan dari berbagai latar belakang pendidikan vokasi, untuk terlibat dalam pelatihan keterampilan digital yang relevan dengan kebutuhan saat ini, sekaligus mempersiapkan tenaga kerja yang dapat bersaing secara global,” kata Amanda.
Program ini tentu saja sangat mendukung Indonesia yang sedang menikmati bonus demografi, di mana 70 persen penduduknya berusia produktif. Kondisi ini sekaligus menjadi tantangan untuk dapat memanfaatkan momentum tersebut dengan menyiapkan penduduk usia produktif ini menjadi SDM yang mampu menghadapi akselerasi perkembangan teknologi yang pastinya akan berkonsekuensi pada struktur dan lapangan pekerjaan.
Peresmian peluncuran program Perempuan Inovasi 2024 bekerja sama dengan Dirjen Pendidikan Vokasi RI/PI
“Semua negara sedang menghadapi pertumbuhan dan perombakan industri serta teknologi yang begitu cepat. Sayangnya, masih ada stigma di masyarakat yang membuat peserta didik memilih jurusan berdasarkan pada gender dibandingkan minat serta bakat individu, terutama di bidang STEM (science, technology, engineering, and mathematics),” ujar Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek RI Dr Ir Kiki Yulianti, MSc.
Riset global McKinsey and Company memperkirakan 23 juta pekerjaan di Indonesia akan hilang akibat otomatisasi teknologi. Akan tetapi, McKinsey and Company memprediksi akan muncul 27-46 juta pekerjaan, di mana 10 juta di antaranya merupakan jenis baru.
Inilah mengapa Indonesia membutuhkan lebih banyak tenaga kerja dengan kompetensi tinggi di bidang teknologi, agar siap bersaing secara global, terutama dengan kecerdasan buatan (artificial intelligent/AI) yang sekarang ini juga sangat berkembang pesat.
Dan di sini, Perempuan Inovasi mengambil peran untuk mengajarkan materi yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. Dengan program ini, para peserta didik diharapkan memilih bidang yang sesuai dengan passion masing-masing.
“Dengan berbagai terapan disiplin yang dimiliki oleh anak-anak vokasi, ditambah pelatihan keterampilan abad 21 yang diberikan dari program Perempuan Inovasi, dapat menjadi bekal yang lebih matang untuk menghadapi tantangan dan persaingan nasional maupun global untuk mendapatkan pekerjaan maupun memulai bisnis sendiri,” ucap Dian Sastrowadroyo, aktris sekaligus pendiri Yayasan Dian Sastrowardoyo.
Untuk dapat mengikuti program ini, silahkan melakukan pendaftaran yang sudah dibuka sejak 27 Maret hingga 17 Mei 2024. Ada beberapa kelas yang dipersiapkan, yaitu:
- Kelas Basic Coding dan UI/UX (21-31 Mei 2024).
- Digital Bootcamp (Juli-November 2024).
Perempuan Inovasi terbuka khusus perempuan berusia minimal 12 tahun, berstatus sebagai pelajar (SMP/MTs, SMA/MA/SMK, PKBM, LKP), mahasiswi baik akademik maupun vokasi, profesional, atau yang sedang mencari pekerjaan.
Perempuan Inovasi hingga 2023 kemarin telah memberdayakan lebih dari 20.000 perempuan serta remaja putri. Sebanyak 138 beasiswa Digital Bootcamp telah diberikan dan lebih dari 800 inovasi diciptakan oleh para peserta untuk menyelesaikan masalah berbasis gender.
KOMENTAR ANDA