Prof. Din Syamsuddin berbicara di hadapan sidang Grup Strategis Rusia-Dunia Islam di Kazan (16/5)/Ist.
Prof. Din Syamsuddin berbicara di hadapan sidang Grup Strategis Rusia-Dunia Islam di Kazan (16/5)/Ist.
KOMENTAR

PROF. Dr. M. Din Syamsuddin menjadi pembicara dalam sidang Grup Strategis Federasi Rusia-Dunia Islam di Kazan, Rusia, pada Kamis (16/5).

Di hadapan 100 tokoh dari Rusia dan berbagai negara Islam, Din Syamsuddin menyampaikan pidato bertajuk “Rusia-Dunia Islam: Tata Dunia Multipolar yang Adil dan Pembangunan yang Aman”. Salah satu tokoh yang hadir adalah Presiden Republik Tatarstan Rustam Minikhanov, yang juga Ketua Grup Visi Strategis Federasi Rusia-Dunia Islam.

Guru Besar Politik Islam Global FISIP Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah ini menjelaskan hubungan sejarah panjang antara Rusia dan Islam. Namun seiring pergeseran geopolitik, geoekonomi, dan geostrategis dunia dari kawasan Atlantik ke kawasan Pasifik, maka kerja sama Rusia-Dunia Islam menjadi mendesak.

“Pergeseran ini membawa tampilnya China, sementara Amerika Serikat dan Barat mengalami kemunduran. Kondisi global pascaPerang Dingin yang menciptakan dunia multipolar perlu bersifat adil. Maka kerja sama Rusia-Dunia Islam menjadi solusi,” ungkap Din Syamsuddin.

Disebutkan pula bahwa selain faktor historis dan demografis Muslim yang signifikan di Rusia, faktor sosiologis di mana rakyat Rusia bersimpati pada Islam juga menjadi faktor penting, ditambah lagi sikap Presiden Vladimir Putin yang bersimpati pada umat Islam. Hal itu jelas berbeda dar Amerika Serikat dan negara-negara Barat yang justru dilanda Islamofobia. Terlebih lagi dengan adanya masalah Palestina.

Dalam pidatonya, Din Syamsuddin juga menekankan urgensi peningkatan kerja sama Rusia-Dunia Islam terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta bidang politik.




Menteri HAM Natalius Pigai Terima Penghargaan "Tokoh Nasional Demokratis dan Berintegritas” dari JMSI

Sebelumnya

Konsultasi Publik “Rekomendasi Kebijakan Pembangunan Media Massa yang Bertanggung Jawab, Edukatif, Jujur, Objektif, dan Sehat Industri (BEJO’S)": Tantangan Menyelaraskan Idealisme dan Keberlanjutan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News