AMARTHA, pionir penyedia teknologi keuangan untuk segmen akar rumput, bersama dengan lembaga internasional Women's World Banking, SME Finance Forum, dan Accion, menyelenggarakan The 2024 Asia Grassroots Forum, hosted by Amartha,
Dalam forum internasional ini, Amartha sebagai perusahaan pionir penyedia teknologi keuangan untuk segmen akar rumput, mempelopori kolaborasi dengan menghadirkan investor, entrepreneur, regulator, inovator, serta pemimpin keuangan UMKM.
Forum global yang berlangsung selama dua hari (21-22 Mei) mengumpulkan investor, entrepreneur, inovator, dan pembuat kebijakan untuk mengakselerasi potensi ekonomi akar rumput Asia. Dengan memfasilitasi inovasi di bidang teknologi dan keuangan, forum ini bertujuan untuk melibatkan institusi global berpartisipasi dalam impact investing.
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berkembang pesat di seluruh Asia, terutama di Asia Tenggara, yang menjadi rumah bagi jutaan UMKM, hingga 40 persen dari ekonomi wilayah tersebut. Khususnya, usaha mikro yang mencapai 94 persen dari total UMKM berperan penting sebagai mesin ekonomi, terutama di negara berkembang seperti Indonesia.
Meskipun memiliki kontribusi yang signifikan, 90 persen pengusaha mikro di Asia Tenggara menghadapi kendala seperti akses layanan keuangan, tantangan dalam mendapatkan pinjaman karena jaminan dan riwayat kredit yang kurang memadai, serta literasi digital keuangan yang rendah, terutama di daerah pedesaan.
Berangkat dari hal ini, fintech seperti Amartha berperan penting dalam menyediakan layanan yang dapat diakses oleh masyarakat yang kurang terjangkau. Terlihat bahwa proporsi usaha mikro yang lebih besar dibandingkan usaha menengah meminjam dari layanan pinjaman fintech.
"Selama 14 tahun, Amartha telah berkembang pesat dengan memanfaatkan potensi akar rumput yang sangat besar, namun seringkali terabaikan. Kinerja keuangan Amartha yang kuat, termasuk pencapaian profitabilitas selama tiga tahun terakhir, adalah bukti dari potensi yang dimiliki,” ujar Andi Taufan Garuda Putra, Founder & CEO Amartha, saat press briefing The 2024 Asia Grassroots Forum, hosted by Amartha di Royal Glass House, Park Hyatt, Jakarta pada Selasa (21/5).
“Kami mengundang seluruh stakeholder di Indonesia, dan secara global, untuk bergabung bersama Amartha dalam menggali dan memberdayakan segmen ultra mikro. Forum ini bertujuan untuk menjadi pendorong kolaborasi, mengumpulkan berbagai experts di bidang teknologi dan keuangan. Bersama-sama, kita dapat membangun masyarakat yang lebih tangguh untuk kemajuan ekonomi akar rumput," lanjutnya.
Taufan tak lupa mengajak masyarakat umum untuk bergabung dan berkolaborasi dalam agenda bersama dalam bentuk scaling impact, mendigitalisasi UMKM, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif untuk kesejahteraan yang merata.
Dorongan menuju inklusi keuangan yang dilakukan Amartha sejalan dengan meningkatnya impact investing di wilayah ini. Asia Tenggara dan khususnya Indonesia telah menjadi tempat impact investing yang menarik bagi investor dan institusi global untuk mendiversifikasi portofolio mereka di pasar yang sedang berkembang sekaligus memberikan dampak sosial.
Selama tahun 2020-2022, investor berdampak telah mengalokasikan lebih dari 67 persen dari total modal yang diinvestasikan dalam periode 10 tahun (2007-2016) di Asia Tenggara, menunjukkan akselerasi aktivitas investasi berdampak di wilayah ini.
The 2024 Asia Grassroots Forum, hosted by Amartha, akan membahas bagaimana pendanaan inovatif, seperti impact investing dan kewirausahaan sosial, dapat membuka peluang pertumbuhan ekonomi di ASEAN. Sesi diskusi akan membahas tantangan, lanskap pasar, dan mengeksplorasi bagaimana investor dapat secara efektif mengukur, meningkatkan dampak sosial dan lingkungan.
"Layanan keuangan adalah alat yang kuat untuk membantu mengurangi kemiskinan dan menciptakan peluang. Dengan layanan digital yang bertanggung jawab dan aman, para pengusaha mikro dapat membuat pilihan yang tepat dan membangun bisnis yang lebih tangguh. Kami sangat senang dapat melanjutkan kemitraan yang berdampak dengan Amartha melalui berkolaborasi dalam acara perdananya untuk mendorong pertumbuhan inklusif bagi ekonomi akar rumput di ASEAN, melanjutkan kesuksesan kami di Indonesia," kata Michael Schlein, Presiden dan CEO Accion.
Sementara itu, Christina Juhasz, Chief Investment Officer Women’s World Banking Asset Management (WAM) menyatakan bahwa kurangnya representasi perempuan dalam kewirausahaan di ASEAN adalah sebuah peluang yang benar-benar terlewatkan.
“The 2024 Asia Grassroots Forum, hosted by Amartha, menjadi platform berharga untuk berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Bersama-sama, kita dapat mendiskusikan bagaimana mengembangkan strategi inovatif untuk mengatasi tantangan-tantangan khusus yang dihadapi oleh UMKM yang dipimpin oleh perempuan, membuka potensi penuh mereka untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," tegas Christina Juhasz.
Urgensi upaya kolaboratif dalam industri keuangan juga ditekankan oleh Qamar Saleem, Kepala Global SME Finance Forum. Menurutnya, kolaborasi dalam industri keuangan bertujuan untuk mengembangkan produk keuangan inovatif yang dirancang khusus untuk kebutuhan bisnis yang dipimpin perempuan.
“Di SME Finance Forum, kami sangat yakin bahwa meningkatkan inisiatif ini akan berdampak secara sosial dan finansial. Kami sangat antusias dengan The 2024 Asia Grassroots Forum, karena forum ini berfungsi sebagai platform untuk mewujudkan tujuan kolektif ini. Kami berkomitmen untuk bermitra dengan anggota kami, meningkatkan inisiatif mereka, dan merayakan keberhasilan mereka,” ungkap Qamar Saleem.
"The 2024 Asia Grassroots Forum, hosted by Amartha, bertujuan untuk mendorong kesejahteraan, memberdayakan segmen akar rumput yang belum terlayani, dan menghasilkan dampak positif yang berkelanjutan. Ke depannya, kami optimis agenda ini berkembang menjadi referensi utama bagi pemberdayaan ekonomi akar rumput Asia dalam beberapa tahun mendatang," tutup Taufan.
Untuk berpartisipasi secara online dalam The 2024 Asia Grassroots Forum, hosted by Amartha, silakan kunjungi saluran resmi YouTube Amartha dan dapatkan wawasan terbaru tentang bagaimana merangkul ekonomi akar rumput di Asia Tenggara.
KOMENTAR ANDA