MENJELANG Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Juni 2024 mendatang, diperkirakan sekitar lebih dari 570.000 siswa menangah akan bersaing masuk SMA dan SMK di Jawa Barat. Sayangnya, daya tampung SMA, SMK dan Madrasah Aliyah di Jawa Barat hanya mencapai 301.749, menurut data daya tampung sekolah menengah negeri di Jawa Barat tahun 2023.
Ditambah daya tampung SMA swasta yang hanya mencapai sekitar 1.997 (data tahun 2022) maka lebih dari 200.000 siswa akan menemui kesulitan untuk melanjutkan ke sekolah menengah atas.
Guna menyelesaikan masalah tidak tertampungnya lebih dari 200.000 siswa menengah atas, Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmuddin menginisiasi pendirian Sekolah Menengah Atas (SMA) Terbuka. Dengan pembentukan SMA Terbuka yang akan memiliki status disamakan dengan SMA Negeri, diharapkan masalah daya tampung sekolah menengah atas terselesaikan. Hal ini merupakan terobosan untuk menyelesaikan permasalahan daya tampung sekolah menengah atas, sekaligus mengejar capaian wajib belajar 12 tahun di Jawa Barat.
Untuk mewujudkan rencana tersebut, Bey mengundang Ketua Umum IKA UNPAD Irawati Hermawan dan Ketua Umum IA ITB untuk mendiskusikan rencana tindak lanjut dari inisiasi tersebut.
Didampingi Plh Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Mochamad Ade Afriandi, Bey memberikan mandat kepada kedua ikatan alumni universitas Jawa Barat tersebut, untuk memastikan agar SMA UT nantinya dapat berjalan dengan maksimal dan melahirkan siswa yang dapat bersaing untuk masuk ke universitas negeri terkemuka di Jawa Barat seperti ITB dan UNPAD.
Disamping itu didiskusikan pula bagaimana pola pengajaran dan sistem pembelajaran ke depannya, seperti sekolah online dengan mendayagunakan desa digital untuk menjangkau siswa di pelosok yang tidak memiliki jaringan internet di rumahnya.
“UNPAD dan IKA UNPAD memiliki program alumni mengajar yang sangat diminati oleh para alumni UNPAD. Diharapkan para alumni juga dapat berpartisipasi dengan menyisihkan waktu untuk memberikan pengajaran, di samping tentunya harus ada perekrutan tenaga pengajar yang profesional dan sesuai keilmuan yang dimilikinya, seperti tenaga pengajar dari Universitas Pendidikan Indonesia,” kata Irawati.
Irawati setuju bahwa SMA Terbuka merupakan terobosan dalam upaya mencerdaskan bangsa, dimulai di Jawa Barat tapi sangat mungkin diterapkan di wilayah-wilayah lain.
KOMENTAR ANDA