PRESIDEN Joko Widodo meluncurkan INA Digital di Istana Negara, Jakarta pada Senin (27/5). INA Digital sebagai Government Technology Indonesia merupakan sebuah penyedia Solusi terpadu beragam layanan digital pemerintah, termasuk portal nasional dan layanan terkait infrastruktur yang diyakini penting untuk meningkatkan daya saing Indonesia secara global.
Dalam pidatonya, Presiden Joko Widodo menjelaskan bahwa Indonesia mesti memperkuat infrastruktur digital publik yang menjadi jalur untuk digitalisasi pelayanan public. GovTech INA Digital ini menjadi solusinya.
Presiden juga menegaskan bahwa kehadiran birokrasi harus melayani, bukan malah memperlambat atau bahkan mempersulit masyarakat.
“Seharusnya, yang jadi tolak ukur adalah kepuasan masyarakat, manfaat yang diterima masyarakat, serta kemudahan urusan masyarakat,” kata Presiden.
Salah satu urgensi INA Digital menurut Presiden Joko Widodo adalah untuk integrasi platform layanan public. Menurut Presiden, 27.000 aplikasi/platform yang ada di Kementerian/lembaga dan pemerintah daerah bekerja sendiri-sendiri. Dilansir ANTARA, integrasi platform layanan publik ini dapat menghemat anggaran negara hingga Rp6,2 triliun.
“Saya sampaikan mulai tahun ini berhenti membuat aplikasi baru, berhenti membuat platform-platform baru. Setop!” kata Presiden.
“Di satu kementerian ada lebih dari 500 aplikasi, bayangkan. Karena mungkin setiap ganti Menteri ganti aplikasi, di daerah juga ganti gubernur ganti aplikasi, ganti kepala dinas ganti aplikasi. Orientasinya selalu proyek. Itu yang kita hentikan dan tidak boleh diteruskan lagi,” tegasnya lagi.
Layanan dari setiap Kementerian/Lembaga direncanakan akan terintegrasi mulai bulan September mendatang untuk bisa diakses di INA Digital.
KOMENTAR ANDA