Pengalaman Pertama Ratu Felisha Memerankan Hantu di Film Horor

AKTRIS Ratu Felisha baru-baru ini berbagi pengalaman pertamanya memerankan hantu dalam sebuah film horor. Dikenal dengan peran-perannya yang kuat dalam berbagai genre, kali ini Ratu Felisha menantang dirinya sendiri dengan memasuki dunia yang berbeda dan penuh misteri.

“Seneng banget ya terpilih jadi Sukma, ini juga kayanya pertama kali jadi hantu dan jadi villain di film,” kata Ratu Felisha.

Ratu Felisha diketahui bermain dalam film horor Malam Pencabut Nyawa yang disutradarai oleh Sidharta Tata dan diproduksi oleh BASE Entertainment. Selain Ratu Felisha, film ini juga dibintangi oleh Devano Danendra, Keisya Levronka, Mikha Hernan, Fajar Nugra, Budi Ros, dan Kiki Narendra.

Dalam film horor terbarunya itu, Ratu Felisha memainkan karakter hantu yang memiliki latar belakang tragis dan mengerikan. Proses transformasi dirinya menjadi sosok supranatural ini bukanlah hal yang mudah. Ia harus melalui berbagai tahapan, mulai dari riset mendalam tentang karakter hantu, hingga latihan khusus untuk memahami gerakan dan ekspresi yang menyeramkan.

Selain riset, Ratu Felisha juga menjalani latihan khusus untuk menguasai gerakan dan ekspresi yang menakutkan.

Dalam perubahannya menjadi sosok hantu, Ratu Felisha juga dibantu dengan makeup prostetik agar terlihat lebih nyata.

“Iya waktu itu pakai prostetik, jadi ada dua makeup, yang pertama belum jadi monster (atau) yang normal (sosok Sukma), yang kedua pas udah jadi monster,” ujar Ratu.

Proses syuting film horor tentunya menghadirkan tantangan tersendiri. Ratu Felisha bercerita tentang suasana di lokasi syuting yang sering kali dilakukan di tempat-tempat yang terpencil dan angker.

“Ada beberapa lokasi yang memang terasa sangat menyeramkan, apalagi kalau syutingnya malam hari. Tapi itu justru membuat pengalaman ini lebih nyata dan menambah adrenalin,” tambahnya.

Memerankan hantu juga membawa tantangan psikologis bagi Ratu Felisha. Ia harus bisa menyeimbangkan antara menampilkan sisi menyeramkan karakter hantu, tanpa kehilangan esensi kemanusiaan yang ada dalam cerita.

“Ini adalah tantangan yang menarik, bagaimana membuat penonton takut tapi juga bisa merasakan kesedihan dan latar belakang dari karakter yang aku perankan,” jelasnya.