ilustrasi orang yang merasa nyeri di bagian dada/Unsplash
ilustrasi orang yang merasa nyeri di bagian dada/Unsplash
KOMENTAR

JANTUNG berdebar tiba-tiba atau dikenal dengan istilah palpitasi adalah kondisi di mana jantung berdetak lebih cepat, lebih kencang, dan tidak beraturan seperti biasanya sehingga hal ini dapat membuat seseorang merasa tidak nyaman dan cemas. Selain di dada, denyut jantung ini juga bisa terasa sampai ke leher dan tenggorokan, menambah perasaan tidak nyaman yang dialami.

Kondisi palpitasi bisa terjadi kapan saja, baik saat sedang istirahat maupun beraktivitas normal. Palpitasi biasanya tidak serius atau berbahaya. Adapun dalam beberapa kasus, palpitasi dapat terkait dengan irama jantung yang tidak normal yang memerlukan perhatian medis.

Detak jantung dapat menjadi indikator kesehatan kita. Detak jantung menunjukkan berapa kali jantung berdetak dalam satu menit. Biasanya, jantung orang dewasa  berdetak antara 60 hingga 100 kali per menit.

Sering kali sulit untuk dipahami apa penyebab jantung berdebar tiba-tiba, karena tidak selalu ada pemicu yang jelas. Bahkan dalam keadaan tanpa aktivitas berat jantung bisa berdebar secara tiba-tiba. Meskipun demikian terdapat beberapa faktor umum yang dapat membuat jantung berdebar secara tiba-tiba.

1. Gaya Hidup

Gaya hidup memiliki peranan besar dalam kesehatan jantung. Beberapa kebiasaan sehari-hari dapat menyebabkan jantung berdebar tiba-tiba seperti aktivitas fisik yang intens, mengonsumsi  makanan pedas, minuman berkafein atau alkohol . Kebiasaan merokok dan kurang tidur juga dapat memicu jantung berdebar.

2. Perubahan Hormonal

Perubahan hormon yang terjadi pada saat menstruasi, kehamilan atau menopause juga dapat membuat jantung berdebar. Biasanya, kondisi ini tidak berbahaya dan hanya berlangsung sementara.

3. Masalah psikologis

Saat stres atau mengalami rasa kecemasan yang berlebih akan menimbulkan kegelisahan menyebabkan jantung berdebar lebih kencang. Kondisi ini juga dapat menimbulkan gejala fisik seperti sakit kepala, perut nyeri, sulit berbicara, dan tubuh gemetar.

4. Aritmia

Jika detak jantung tidak beraturan, bisa jadi itu adalah gejala aritmia. Gangguan yang terjadi pada ritme jantung biasanya meliputi fibrilasi atrium, atrial flutter, takikardia supraventrikular, dan takikardia ventrikular.

5. Konsumsi obat-obatan tertentu

Jantung berdebar dapat menjadi efek samping setelah mengonsumsi beberapa jenis obat tertentu, seperti obat bebas dijual di pasaran tanpa resep dokter, antibiotik, suplemen herbal, dan inhaler asma.

Untuk mengurangi risiko palpitasi penting untuk menjaga gaya hidup sehat termasuk mengatur pola makan hindari juga minuman berkafein dan beralkohol, tidak merokok, memastikan tidur yang cukup, dan mengelola stres.

Jika mengalami palpitasi disertai gejala lain seperti sesak nafas, nyeri dada, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter.




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health