Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu (kanan) menerima penghargaan penanganan stunting dari PBB di Incheon (26/6)/Dok. Humas Pemkot Semarang
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu (kanan) menerima penghargaan penanganan stunting dari PBB di Incheon (26/6)/Dok. Humas Pemkot Semarang
KOMENTAR

KOTA Semarang mendapatkan penghargagaan dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk penanganan stunting. Penghargaan itu diberikan di Incheon, Korea Selatan pada Rabu (26/6) lalu dan diterima langsung oleh Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Terkait prestasi tersebut, Wali Kota Semarang yang akrab disapa Mbak Ita itu menjelaskan bahwa pemberian makanan bagi ibu hamil dan anak-anak menjadi salah satu kunci keberhasilan pengurangan angka stunting.

Menariknya, intervensi pemerintah kota Semarang dalam pemberian makanan yang dilakukan sejak tahun 2023 itu mengacu pada buku bertajuk Resep Makanan Baduta dan Ibu Hamil untuk Generasi Emas Indonesia yang merupakan arahan dari mantan presiden Megawati Soekarnoputri.

“Berkat implementasi buku resep tersebut, Kota Semarang mendapat penghargaan dari United Nations atau PBB dalam acara UN Public Service Forum 2024,” ungkap Mbak Ita setiba di Tanah Air (28/6).

Buku resep tersebut, menurut Mbak Ita, memperlihatkan bahwa menangani stunting sejatinya murah, mudah, dan dapat dikonsumsi oleh semua anggota keluarga. Hasilnya, angka stunting di Kota Semarang turun 62 persen pada tahun 2023.

Wali Kota Semarang itu memaparkan bahwa pengelolaan Daycare Pelita (Rumah Penanganan Lintas Sektor Baduta Stunting) berhasil menurunkan angka stunting dari 1386 anak menjadi 872 anak. Demikian pula untuk angka ibu hamil kekurangan energi kronis dari 1634 ibu hamil menjadi 596 ibu hamil.

Diketahui bahwa Kota Semarang saat ini telah memiliki 10 Daycare Pelita.

Melihat manfaat dari buku resep tersebut, Megawati kemudian juga memberikan sejumlah resep untuk pemberian makanan untuk baduta (anak usia bawah dua tahun) dan ibu hamil di wilayah Indonesia Timur. Aneka resep tersebut akan disusun menjadi buku resep kedua bekerja sama dengan BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional).

“Buku ini berisi menu dengan makanan utama yaitu sorgum, sagu, dan jagung. Adapun lauknya lebih pada olahan ikan. Demikian pula sayur, kami buat dari bahan-bahan yang familiar di wilayah Indonesia Timur. Betul-betul dipersiapkan untuk penanganan anak stunting di sana,” ujar Mbak Ita.

Buku kedua diberi judul Resep Makanan Baduta dan Ibu Hamil untuk Generasi Emas Indonesia di Wilayah Indonesia Bagian Timur. Buku resep ini terdiri atas empat jilid sesuai klasifikasi usia yaitu balita usia 6-8 bulan, balita 9-11 bulan, balita 12-24 bulan, dan ibu hamil.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News