IKATAN Dokter Indonesia (IDI) bekerja sama dengan Sharp Indonesia menghadirkan kampanye “Ciptakan Udara Sehat untuk Indonesia” sebagai upaya mewujudkan udara bersih lewat teknologi menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Dampak jangka panjang polusi udara bahkan bisa menyebabkan kematian,” ungkap Sekretaris Jenderal PB IDI dr. Ulul Albab, Sp.OG usai penandatanganan nota kesepahaman dengan Sharp Indonesia di Gelora Bung Karno, Jakarta pada Rabu (3/7).
Menurutnya, udara kotor berkolerasi langsung pada menurunnya kesehatan seseorang. Bahkan dalam beberapa dekade terakhir, data menunjukkan terjadinya kenaikan jumlah kasus ISPA (infeksi saluran pernapasan atas) secara global, yang mana kondisi itu menjadi penyebab utama kematian pada bayi dan balita.
“Kami berharap dengan kampanye ini kita bersama dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap udara bersih di lingkungan sekitarnya hingga dapat menyukseskan program pemerintah dalam mengurangi kasus angka kematian akibat Pneumonia di Indonesia,” tegas dr. Ulul Albab.
Hal tersebut disampaikan dr. Ulul Albab mengingat polusi udara memiliki dampak sangat serius pada anak-anak.
Dampak buruk tersebut mulai dari gangguan kognitif yang mempengaruhi perkembangan otak anak seperti sulit konsentrasi serta menurunnya kemampuan belajar dan daya ingat.
Tak hanya itu, polusi udara juga mengakibatkan perkembangan paru tidak optimal sehingga mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Dalam kesempatan yang sama, PSG Manager for AC and Air Purifier PT Sharp Electronics Indonesia Yudha Eka Putra menyampaikan harapannya untuk bisa berkontribusi lebih banyak dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap udara sehat, terutama melalui penjernih udara di dalam ruangan.
Diketahui bahwa Sharp telah mengembangkan teknologi penjernih udara “Plasmacluster” selama lebih dari 20 tahun.
Terkait hal itu, Sharp terus melakukan penelitian untuk meningkatkan fungsi penjernih udara agar mampu memberi perlindungan ekstra guna menjaga kesehatan para penggunanya.
KOMENTAR ANDA