PETER Pan Syndrome (PPS) merupakan gangguan kesehatan mental yang menyebabkan kesulitan untuk tumbuh menjadi dewasa.
Istilah ini diambil dari tokoh protagonis dalam novel karya JM Barie berjudul "Peter and Wendy" yang mengisahkan petualangan Peter Pan, seorang bocah yang memimpin petualangan di Never Land.
Dikutip dari Choosing Therapy, istilah yang berfungsi sebagai metafora untuk menggambarkan pola perilaku yang menunjukkan penolakan diri untuk tumbuh dewasa.
Orang-orang yang mengidap Peter Pan Syndrome menunjukkan karakteristik kekanak-kanakan yang biasanya luntur seiring bertambahnya usia.
Mengutip Cleveland Clinic,pada orang dengan PPS, tantangan hidup tidak bisa membuat mereka tumbuh menjadi dewasa, karena kesulitan untuk menoleransi tekanan atau perasaan tidak nyaman.
Pengidap PPS memiliki toleransi yang sangat rendah terhadap tekanan, yang membuat mereka suka menghindari situasi tertentu.
Sering kali, masalah perilaku yang terkait dengan Peter Pan Syndrome muncul dalam hubungan pribadi dan lingkungan kerja.
Dikutip dari Healthline, berikut sejumlah ciri-ciri Peter Pand Syndrome yang bisa muncul dalam hubungan pribadi:
1. Suka menjalin hubungan tanpa status, tidak menunjukkan ikatan emosional
2. Suka membelanjakan uang dengan sembrono dan tidak bisa mengatur keuangan
3. Sulit untuk membina hubungan dengan positif dan cenderung menghindarinya
4. Mengabaikan pekerjaan rumah tangga dan tanggung jawab mengasuh anak
5. Tidak menunjukkan keinginan untuk membuat rencana jangka panjang, termasuk tujuan hidup, lebih suka menjalani saja hidup hari ini.
Adapun menurut psikolog di Portland, Oregoon Patrick Cheatham, bahwa dalam hubungan ini hal yang paling terlihat jelas dalam perbedaan tingkat ambisi, ekspektasi, tujuan hidup, dan kemampuan membuat komitmen.
Cheatham juga mengatakan bahwa orang dengan Peter Pan Syndrome juga cenderung kesulitan untuk bekerja dan membangun karier.
Ciri-ciri Peter Pan Syndrome dalam hubungan pekerjaan yaitu sebagai berikut:
1. Mudah kehilangan pekerjaan karena kurangnya usaha, sering terlambat, atau suka bolos kerja
2. Sedikit upaya nyata untuk berkerja dengan sunggung-sungguh
Sering meninggalkan pekerjaan ketika merasa bosan, kesulitan, atau stres
3. Suka pekerjaan ringan, tidak tertarik untuk mengejar peluang promosi
4. Berpindah dari satu bidang pekerja ke bidang lainnya tanpa mendalami atau mengembangkan keterampilan di bidang tertentu
5. Dalam beberapa kasus, masalah ini juga dapat muncul dalam bentuk tujuan hidup yang tidak realistis, seperti impian menjadi atlet profesional atau mendapatkan kontrak rekaman tanpa kerja keras dan mengabaikan pekerjaan yang sedang dijalani.
Adapun orang dengan Peter Pan Syndrome, lanjut Cheatham, biasanya juga tampak sedikit tidak berdaya. Orang ini memiliki kesan umum seperti:
1. Tidak dapat diandalkan
2. Emosinya suka meledak-ledak saat menghadapi stres
KOMENTAR ANDA