Suasana kelas darurat di Gaza. (Tangkapan layar Al Jazeera)
Suasana kelas darurat di Gaza. (Tangkapan layar Al Jazeera)
KOMENTAR

TANPA perikemanusiaan, Israel menargetkan sekolah-sekolah anak Palestina. Pasukan Israel telah menjatuhkan bom di hampir setiap sekolah di Gaza, menjadikannya puing-puing.

Beberapa sekolah yang tersisa kini berfungsi sebagai tempat penampungan bagi para pengungsi, menyebabkan sekitar 625.000 anak usia sekolah kehilangan tempat untuk melanjutkan pendidikan mereka.

Namun para guru di sekolah-sekolah darurat di Jalur Gaza mengatakan bahwa meskipun kekurangan sumber daya, penting untuk meneruskan sistem pendidikan di Gaza.

“Memang sangat sulit karena kami tidak punya tempat yang pasti aman, dan waktu yang pasti aman di Jalur Gaza, tapi anak-anak tetap harus menyelesaikan pendidikan karena ini adalah hak mereka yang harus dipenuhi,” ujar Abdul Rahman Qann, seorang guru Bahasa Inggris, seperti dilaporkan Al Jazeera (11/7).

Para siswa belajar di ‘ruang kelas’ darurat untuk belajar dan bermain dengan teman-teman mereka. Terlebih lagi bagi para siswa TK dan SD, kelas menjadi tempat perlindungan bagi mereka. Kelas menjadi tempat mereka untuk memimpikan masa depan dan sejenak melupakan kepedihan hidup mereka.

“Bagi anak-anak yang kehilangan orang tua dan keluarga, juga tidak bisa mendapatkan air dan makanan dengan layak, sekolah menjadi tempat yang membuat mereka bahagia dan bersemangat sekalipun tidak punya alat tulis,” ujar Azza Atallah, seorang ibu yang senang melihat anaknya belajar dengan gembira.

Di tengah perang, anak-anak masih bersemangat untuk menuntut ilmu. Karena mereka menyadari bahwa “ketidaktahuan itu gelap dan pengetahuan adalah cahaya”.




Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (PBJPH) Kemenag Raih Penghargaan Lembaga Inovatif Penggerak Ekosistem Halal

Sebelumnya

Ketika Pebisnis Shandong Antusias Perkuat Kerja sama Ekonomi Indonesia-Tiongkok

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News