Nadiem Makarim menyampaikan keynote speech melalui video pada Seminar dan Lokakarya Penguatan Moderasi Beragama Bersama Perguruan Tinggi (17/7) di Jakarta. (Kemenag RI)
Nadiem Makarim menyampaikan keynote speech melalui video pada Seminar dan Lokakarya Penguatan Moderasi Beragama Bersama Perguruan Tinggi (17/7) di Jakarta. (Kemenag RI)
KOMENTAR

MENTERI Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengajak segenap insan perguruan tinggi berkontribusi untuk menguatkan moderasi beragama dan menjaga toleransi.

Dijelaskan Nadiem, keragaman suku, ras, dan golongan agama serta kepercayaan yang ada di Indonesia adalah fakta yang telah diakui dan dipahami bersama melalui gagasan Bhinneka Tunggal Ika.

“Para pendiri bangsa menitipkan pesan kepada kita semua untuk senantiasa menjaga keragaman ini dengan semangat kebersamaan, moderasi, dan toleransi,” ujar Mendikbudristek dalam keynote speech melalui tayangan video pada Seminar dan Lokakarya Penguatan Moderasi Beragama Bersama Perguruan Tinggi di Jakarta, Rabu (17/7).

Menurutnya, memelihara semangat moderasi dan toleransi merupakan tanggung jawab segenap bangsa Indonesia. Sebab keduanya telah menjelma menjadi identitas multikultural sekaligus sebagai kebanggaan dan kekuatan.

“Kebanggaan itu akan kita miliki jika kita terus menanamkan rasa cinta terhadap perbedaan dalam diri setiap anak Indonesia,” kata Mendikbudristek Nadiem.

Karena itulah Kemendikbudristek terus berupaya menguatkan pendidikan karakter yang bertujuan melahirkan generasi pelajar Pancasila, generasi yang beriman dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mampu bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Di lembaga pendidikan, profil tersebut dikuatkan dengan Kurikulum Merdeka serta asesmen nasional.

“Guru-guru didorong untuk mengembangkan proyek pembuatan profil pelajar Pancasila atau P5 dari berbagai pendekatan, termasuk di dalamnya mengintegrasikan kebudayaan lokal dalam pembelajaran atau menjadikan alam sebagai ruang kelas,” papar Nadiem.

Dengan demikian, Mendikbudristek menegaskan bahwa selain melalui asesmen nasional, peningkatan kualitas satuan pendidikan kini tidak hanya fokus pada infrastruktur fisik, tetapi juga pada perwujudan iklim sekolah yang inklusif, toleran, dan bebas dari kekerasan.




Gunung Lewotobi Kembali Meletus Disertai Gemuruh, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada

Sebelumnya

Timnas Indonesia Raih Kemenangan 2-0 atas Arab Saudi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News