Ilustrasi keluarga muslim. (Freepik/rawpixel)
Ilustrasi keluarga muslim. (Freepik/rawpixel)
KOMENTAR

ORANG dewasa hingga lansia seringkali terheran-heran dengan adab anak zaman now. Banyak dari anak-anak (Gen Z hingga Alpha) yang seolah tidak punya sopan santun, cuek dengan sekitarnya, tidak malu berkata-kata yang tidak baik, dan tidak punya etika saat berhadapan dengan orang yang lebih tua.

Padahal tidak jarang, anak-anak tersebut lahir dari orang tua yang berpenampilan Islami dan mereka pun bersekolah di sekolah Islam terpadu. Tapi entah mengapa, mereka seolah kalah dengan gempuran ‘pergaulan modern’.

Berikut ini sebuah renungan menarik yang dikutip dari unggahan Instagram @shagalaku.

Fenomena yang terjadi sampai hari ini, orang tua atau wali murid merasa kalau anak-anak mereka yang sudah disekolahkan di sekolah Islam terpadu atau pada sekolah full day, pulang sekolah pasti sholeh dan beradab. Orang tua sudah bekerja keras, mengeluarkan biaya mahal untuk memasukkan anaknya ke sekolah terbaik.

Pada sisi lain, beberapa guru juga memiliki bayangan yang sama bahwasanya mereka berharap peserta didik yang datang ke sekolah sudah sholeh dan beradab ketika berada di gerbang sekolah atau masuk ke sekolah tersebut dan siap diajarkan atau diberikan pelajaran oleh guru.

Sementara orang tua juga berharap, karena mereka sudah membayar mahal-mahal, sepulang dari sekolah anaknya sudah sholeh dan beradab ketika sampai di rumah kembali. Lalu yang mensholehkan siapa? Lalu yang memberadabkan siapa? Yang memberi pengajaran agama siapa? Ternyata tidak ada!!!

Tidak sedikit guru mengeluh siswi yang baru masuk mengenakan jilbab sepinggan. Nanti di kelas 2, jilbab sedada. Kelas 3, jilbab seleher. Makin tinggi kelasnya, makin tinggi pula jilbab atau kerudungnya. Masalah enggak??! Ya masalah yang butuh dipecahkan secara Bersama-sama.

Maka dari itu, peran orang tua lebih dominan dari pada peran guru di sekolah. Orang tualah yang pertama berkewajiban mengajarkan tentang kebiasaan, orang tualah yang pertama berkewajiban mengajarkan serta menjadi tauladan mengenai adab. Banyak dari orang tua yang biasanya hanya menyuruh atau memerintah tapi tidak dengan mengajak.

Pada prinsipnya, sekolah itu hanya tempat ta’lim (pengajaran). Dan pengajaran itu penting. Guru hanya bertugas untuk memoles kembali atau mengulang dengan penguatan landasan hukum terhadap apa yang pernah diajarkan oleh orang tua kepada anak di rumah.

Namun pengajaran tidak bisa dilakukan sebelum fitrah dan adab tumbuh dengan baik. Fitrah dan adab itu tumbuh dari mana??!! Tentunya berasal dari kesabaran, uluran tangan, juga contoh sikap yang baik yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya di rumah.

Tidak lain karena orang tua, terlebih ibu, adalah “madrasatul ula” alias sekolah pertama bagi anak. Maka orang tua harus membekali anak dengan adab dan akhlak mulia sebelum dia mulai bersosialisasi.

Karena itulah pembentukan karakter sejak doini menjadi sangat penting untuk menciptakan generasi masa depan yang tak hanya cerdas secara IQ tapi juga SQ dan EQ yang teresonansi dari adab yang santun.




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur