Santri Berseri 2024 siap diperluas ke 17 provinsi. (Dok. UI)
Santri Berseri 2024 siap diperluas ke 17 provinsi. (Dok. UI)
KOMENTAR

DIGELAR sejak 2019, program ‘Santri Bercahaya, Sehat, dan Percaya Diri’ (“Santri Berseri”) telah menjangkau lebih dari 1 juta santri dan santri putri di lebih dari 2.000 pesantren. Untuk memperluas manfaat, Unilever Indonesia melanjutkan program “Santri Berseri 2024” berupa kegiatan pelatihan dan edukasi kesehatan yang kini menyasar para pengurus, santri dan santri putri di pondok pesantren yang tersebar di 17 provinsi. Hingga akhir tahun, program yang mendapatkan dukungan penuh dari Kementerian Agama Republik Indonesia ini ditargetkan menjangkau 1 juta santri di seluruh wilayah Indonesia.   

Nurdiana Darus, Head of Sustainability and Corporate Affairs Unilever Indonesia menjelaskan, “Sebagai Perusahaan yang berkomitmen bertumbuh bersama masyarakat Indonesia, kami senantiasa berinovasi melalui produk maupun program edukasi yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen untuk hidup lebih bersih dan sehat. Dalam hal edukasi, kami terus berkolaborasi bersama Pemerintah dan insititusi pendidikan untuk mendukung terciptanya generasi masa depan yang lebih sehat.”

Unilever Indonesia percaya bahwa pesantren adalah insitusi pendidikan yang strategis untuk dilibatkan karena kebersihan dan kesehatan sangat sejalan dengan nilai-nilai ajaran Islam. Terlebih, interaksi yang intens antar para santri/santri putri yang belajar dan tinggal di pondok pesantren menjadi kesempatan yang sangat baik untuk saling mencontohkan dan meniru berbagai hal positif, termasuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

“Untuk itu, sejak 2019 kami menyelenggarakan program ‘Santri Berseri’ yang mengedepankan kekuatan peer-to-peer learning dalam penerapan PHBS dan Personal Grooming, dengan penekanan pada pentingnya kebersihan diri dan lingkungan serta konsumsi makanan bergizi seimbang.” lanjut Nurdiana.

Program “Santri Berseri 2024” menargetkan untuk memperluas manfaat ke 1 juta santri lainnya di 1.000 pondok pesantren yang tersebar di 17 provinsi hingga secara total menjangkau 2 juta santri. Ketujuh belas provinsi tersebut adalah Sumatera Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Aceh, Jawa Barat, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Kalimantan Selatan, DKI Jakarta, dan Banten.  

Sebagai bentuk dukungan dan kolaborasi, setiap pelaksanaan program turut dihadiri oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama di Kota atau Kabupaten setempat. Dalam salah satu kegiatan, Dr. H. Ibnu Asaddudin, S.Ag., M.Pd. selaku Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas menyampaikan, “Program ini menjadi sangat bermanfaat karena santri sebagai generasi masa depan bangsa harus menjadi santri yang digdaya; yaitu santri yang siap menjadi apa saja, siap dipanggil negara kapan saja, tanpa meninggalkan jati dirinya sebagai seorang santri. Untuk menjadi santri yang digdaya, mereka harus berperilaku hidup bersih dan sehat. Mandi yang bersih, menggunakan shampoo, rawat kulit dan makan yang bergizi. Kalau sudah bersih, bercahaya, sehat maka akan tumbuh rasa percaya diri. Dari rasa percaya diri itulah yang akan mewujudkan santri yang digdaya.”

Mengawali program, selama Juni hingga Agustus 2024 para mitra NGO mengadakan kegiatan Training of Trainers (ToT) dengan melibatkan para pengurus pesantren dan Duta Santri.

Kegiatan ini mengangkat serangkaian materi seperti: kebiasaan mencuci tangan dengan sabun, edukasi menyikat gigi dua kali sehari, menjaga kebersihan rambut, merawat kulit wajah dan tubuh, mencegah bau badan sebagai bagian dari kebersihan diri, mempersiapkan makanan bergizi seimbang sesuai Isi Piringku, hingga pengelolaan sampah di lingkungan pesantren.

Sebagai pelaksana kegiatan ToT, Widiandayani selaku perwakilan dari mitra NGO Unilever Indonesia (PERSADA) menyampaikan, “Edukasi dan membentuk kebiasaan dalam menjaga kebersihan diri maupun lingkungan harus kita dorong bersama agar para santri dapat terhindar dari beberapa penyakit seperti scabies, diare, DBD, ISPA, dan lainnya. Melalui program ‘Santri Berseri’, kami mendorong komunitas pesantren untuk lebih memahami dan menerapkan PHBS sehingga para santri akan memiliki kepercayaan diri dan semangat yang lebih tinggi dalam belajar.”

Selanjutnya, para peserta ToT akan menyebarkan pengetahuannya ke seluruh warga pesantren, terutama teman-teman sebayanya. Selain itu, akan diadakan pula gerakan 21 hari untuk membentuk pembiasaan gaya hidup bersih dan sehat.

“Kami berharap seluruh rangkaian program ‘Santri Berseri’ dapat mewujudkan misi bersama dalam melahirkan agen-agen perubahan yang mampu menciptakan lingkungan pesantren maupun masyarakat yang lebih sehat,” tutup Nurdiana.




Kolaborasi Internasional: Dosen Keperawatan Indonesia-Filipina Bersatu dalam Upaya Edukasi Kesehatan Masyarakat Manila

Sebelumnya

Catatan Akhir Tahun Paramadina x INDEF: Pentingnya Pertumbuhan Ekonomi yang Konsisten untuk Menjadikan Indonesia Negara Berpenghasilan Tinggi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel C&E