Ilustrasi seorang muslimah sedang merenung. (Freepik)
Ilustrasi seorang muslimah sedang merenung. (Freepik)
KOMENTAR

HIDUP tak selamanya berjalan mulus. Sebagai manusia, kita selalu diuji dengan berbagai masalah. Karena itulah kita harus mampu mengelola emosi dengan baik agar bisa melewati berbagai permasalahan tersebut.

Seperti kita pahami, hubungan antarmanusia kerap ‘melahirkan’ sejumlah perbedaan pendapat. Ada yang terus meruncing hingga memantik api permusuhan. Intinya, karena memang manusia terlahir unik dengan isi kepala masing-masing yang tidak sama, maka perbedaan pandangan mutlak tak terelakkan.

Sebagai pasangan suami istri, biasanya ada kebiasaan pasangan yang tidak kita sukai. Dan entah mengapa, meskipun usia pernikahan terus bertambah, masih saja ketidaksukaan kita tidak berkurang. Bahkan bisa jadi kebiasaan buruknya bukan berkurang melainkan bertambah.

Demikian pula dalam menjalankan peran sebagai ibu. Mendidik anak, terlebih di zaman sekarang, jauh dari kata mudah. Salut pada ibu yang mampu menghadirkan gentle parenting dengan tulus, yang mampu menciptakan generasi beradab yang mampu menghormati dan menyayangi serta selalu berjalan di rel positif.

Namun, berapa persen orang tua yang mampu menerapkannya dengan baik?

Jauh lebih banyak orang tua yang mudah terpancing emosinya saat menghadapi anak yang ngeyel, anak yang maunya selalu berseberangan dengan kemauan orang tua, juga anak tantrum yang menuntut haknya selalu dipenuhi.

Karena pengendalian emosi adalah segalanya, maka berusahalah sekuat tenaga untuk tenang. Menarik napas panjang dan mendalam, lalu menghembuskannya dengan penuh penjiwaan. Menutup mulut rapat-rapat agar tidak ada kata-kata yang kelak akan kita sesali seumur hidup.

Jika kita sulit mengendalikan emosi, ingatlah selalu ayat 216 surah Al-Baqarah ini.

“… Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.”

Hidup adalah sebuah perjalanan, yang kita sebaiknya melakukan yang terbaik dalam setiap helaan napas. Jangan sampai ada penyesalan yang membuat hidup kita tidak tenang dan jauh dari bahagia. Karena itu jangan pernah mengambil keputusan di saat emosi (amarah) memuncak. Cobalah menjalankan segala sesuatu dengan mindfulness. Kendalikan emosi kita manakala kenyataan tak sesuai ekspektasi.

Di balik setiap cobaan dan rintangan yang Allah hadirkan dalam hidup kita terdapat hikmah yang mengangkat derajat kita lebih tinggi. Insya Allah.




Menyelamatkan Hati dari Rasa Sakit

Sebelumnya

Bangsa Bermental Merdeka

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur