DUTA Besar RI untuk Mesir, Dr. (H.C.) Lutfi Rauf, didampingi Atase Perdagangan KBRI Kairo, M. Syahran Bhakti S, dan Analis Perdagangan Ahli Madya dari Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional, Hamidi, memberikan kuliah umum yang menarik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo di Kendari pada Senin (5/8/2024). Tema kuliah ini adalah upaya meningkatkan ekspor non-migas Indonesia ke pasar Mesir serta membangun hubungan kerja sama perdagangan yang lebih kuat.
Kuliah umum ini dibuka secara resmi oleh Pembantu Rektor I Bidang Akademik UHO, Dr. La Hamimu. Dalam pemaparannya, Dubes Lutfi menjelaskan dampak situasi politik dan konflik di kawasan Timur Tengah, seperti konflik Rusia-Ukraina, Perang Gaza, dan serangan di Laut Merah, terhadap perekonomian Mesir.
"Serangan di Laut Merah, terutama di sekitar Terusan Suez, mengganggu jalur perdagangan global, menyebabkan peningkatan biaya pengiriman dari USD 1600 per kontainer 20 feet menjadi USD5000 hingga USD6500 per kontainer dari pelabuhan Indonesia ke pelabuhan Mesir. Perusahaan pelayaran kini memilih rute alternatif yang lebih aman, meskipun lebih lama, seperti mengelilingi Tanjung Harapan di Afrika Selatan," jelas Lutfi Rauf.
Dubes Lutfi juga memaparkan langkah-langkah dalam menghadapi tantangan kerja sama ekonomi dan perdagangan Indonesia-Mesir.
Pada 15 Mei 2023, Indonesia dan Mesir membentuk Komite Perdagangan Bersama (Joint Trade Committee/JTC) di Kairo, yang kemudian direalisasikan dengan pertemuan perdana JTC RI-Mesir pada 31 Juli 2024 di Jakarta. Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan untuk meningkatkan perdagangan bilateral menuju perdagangan bebas, termasuk memfasilitasi dan mendorong kerja sama B to B, membahas hambatan perdagangan, pembentukan inisiatif perdagangan bebas/FTA, dan mekanisme transaksi imbal dagang atau counter trade.
Kuliah umum yang juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Prof. Dr. Laode Antu, dan Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Prof. Dr. Onu La Ola, membahas akses pasar untuk produk-produk unggulan Sulawesi Tenggara. Produk-produk ini termasuk sagu dan turunannya, biji kopi, biji kakao, kelapa, cengkeh, jambu mete, lada, pala, briket arang batok kelapa, serta produk perikanan dan hasil laut.
Atase Perdagangan KBRI Kairo, M. Syahran Bhakti, menambahkan bahwa Mesir merupakan salah satu mitra dagang non-tradisional yang penting bagi Indonesia. Produk Indonesia telah mendapatkan tempat terbaik di Mesir.
"Kami berharap produk-produk unggulan asal Sulawesi Tenggara ini dapat diperkenalkan secara berkelanjutan kepada pembeli potensial di Mesir," ujar Syahran.
Diharapkan dengan adanya kuliah umum ini, yang dipandu oleh moderator Fitriaman, SE. MSA, dan dihadiri oleh dosen, akademisi, serta 100 mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo Kendari, akan tercipta wirausahawan dan entrepreneur baru dari Universitas Halu Oleo.
KOMENTAR ANDA