Kue Rangi. (Wiratech)
Kue Rangi. (Wiratech)
KOMENTAR

SEBAGAI hidangan makanan kecil, kue rangi mungkin terdengar cukup asing, terlebih bagi generasi Z atau bahkan generasi Alpha. Kue asli Betawi ini memang sudah jarang ditemui. Meskipun jarang dijual, kue rangi terbukti diakui dan autentik sebagai kuliner asli Betawi.

Kue rangi atau juga disebut sagu rangi, adalah salah satu kue tradisional Betawi. Kue ini terbuat dari campuran tepung kanji (orang Betawi biasa menyebutnya tepung sagu) dengan kelapa parut yang dipanggang dengan cetakan khusus di atas tungku kecil dan ditutup agar cepat matang.

Kue rangi disajikan dengan olesan gula merah yang dikentalkan dengan sedikit tepung kanji. Untuk menambah selera dan wangi, gula merah dicampur dengan potongan nangka, nanas atau durian.

Penamaan kue rangi berasal dari singkatan digarang wangi. Hal ini dikarenakan terdapat proses menggarang yang merujuk kepada proses memasak tanpa minyak dan menggunakan bara api dari kayu. Proses memasak ini yang membuat kue rangi terasa gurih.

Tepung yang digunakan adalah tepung sagu aren agar menghasilkan kue rangi yang kenyal. Proses memasak tanpa minyak ini dikarenakan kelapa parut yang ditambahkan akan menghasilkan minyak sendiri dan santan kental yang akan menyatukan adonan kue rangi.

Cetakan kue rangi mirip dengan cetakan kue pancong atau bandros tetapi ukurannya lebih kecil. Beberapa pedagang kecil membuat kue rangi tanpa menggunakan cetakan kue.

Bahan utama untuk membuat kue rangi antara lain; kelapa tua, tepung kanji atau tapioka, serta sedikit garam dan air. Adonan bahan kue ini tidak dapat bertahan lama karena mudah basi, sehingga harus dihabiskan dalam waktu satu hari.

Kue rangi dijajakan secara tradisional oleh pedagangan dengan berkeliling sambil mendorong gerobak. Biasanya pedagang akan berkeliling dari satu kampung ke kampung lainnya. Namun karena bergesernya zaman dan sedikit orang yang mengetahui kue rangi, keberedaan pedagang kue rangi mulai sulit dijumpai.

Jadi, kapan kamu mau coba makan kue rangi?




Taoge Goreng: Kuliner Legendaris dari Bogor yang Nikmat dan Sehat

Sebelumnya

Ketika Cinta Melampaui Batas: Kisah dari Cheers Nursing Home di Quezon City

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Horizon