Gedung Sate nan ikonik. (Net)
Gedung Sate nan ikonik. (Net)
KOMENTAR

KOTA Bandung mempunyai satu bangunan bersejarah yang ikonik yaitu Gedung Sate.

Sebutan Gedung Sate merujuk pada ornamen berupa enam tusuk satai (sate) yang berada di bagian puncak atap gedung. Diketahui bahwa enam tusuk sate ini melambangkan 6 juta Gulden, biaya yang diperlukan untuk membangun gedung yang memiliki empat lantai, basement, serta ruang di puncak gedung.

Dijelaskan bahwa pada ruang di puncak gedung ini terdapat sebuah alarm yang menyala secara otomatis ketika ada serangan dari musuh. Bunyi alarm terbilang  besar karena dapat terdengar hingga di luar kota Bandung. Saat ini, alarm hanya dinyalakan satu kali dalam satu tahun selama 10 menit dengan suara alarm yang hanya terdengar di sekitar gedung.

Dilansir dari bandung.go.id, sejak 1980 hingga kini, bangunan yang beralamat di Jalan Diponegoro Nomor 22, Kota Bandung, difungsikan menjadi Kantor Gubernur Jawa Barat.

Dibangun pada tahun 1920-1924, arsitektur bangunan ini dirancang oleh tim yang dipimpin Ir. J. Gerber, Eh. De Roo dan G. Hnedriks, serta Gemeente van Bandoeng yang diketuai oleh V.L. Sloors.

Pembangunan Gedung Sate merupakan bagian dari program pemindahan pusat militer pemerintah Hindia Belanda dari Meester Cornelis ke wilayah Bandung. Gedung ini dirancang dalam satu komplek perkantoran untuk instansi pemerintah (Gouvernement Bedrijven/GB).

Gedung Sate kala itu merupakan gedung kantor Department Verkeer en Waterstaat (Departemen Pekerjaan Umum dan Pengairan). Pada sisi timur lautnya terdapat gedung Hoofdbureau Post Telegraaf en Telefoondienst (Pusat Pos, Telegraf dan Telepon).

Gedung Sate mempunyai gaya arsitektur hybrid, yaitu memadukan beragam gaya arsitektur dari berbagai wilayah di dunia. Gedung ini mengadopsi model Rennaisance Italia, dengan desain jendela mengusung konsep Moor Spanyol, dan bagian atap yang mengadopsi arsitektur Asia seperti pura di Bali. Tak hanya itu, gedung ini juga dipengaruhi ornamen Hindu dan Islam.

Penataan bangunan Gedung Sate berpola simetris dan memiliki elemen lengkungan yang berulang-ulang. Hal itu menciptakan ritme yang indah dan unik secara desain.

Sudahkah kamu berkunjung ke Gedung Sate ?




Yayasan Jantung Indonesia Konsisten Dorong Gaya Hidup Sehat, Salah Satunya Lewat Olahraga Beladiri MMA

Sebelumnya

Kelezatan Kue Wajik yang Tak Lekang oleh Waktu

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Horizon