Dago, salah satu tempat favorit wisatawan di Bandung. (Net/Grafis: Rizqia)
Dago, salah satu tempat favorit wisatawan di Bandung. (Net/Grafis: Rizqia)
KOMENTAR

DAGO pada zaman penjajahan Belanda masih merupakan hutan yang tergolong sepi, rawan binatang buas dan begal, terutama di daerah sekitar terminal Dago sekarang ini.

Asal mula nama Dago berasal dari para penduduk di daerah utara Bandung yang hendak ke kota, mereka hanya berani ke kawasan ini apabila berkelompok. Sebelum kelompok terkumpul mereka saling menunggu, dalam bahasa Sunda menunggu adalah dagoan.

Dahulu, kawasan Dago di Bandung Utara merupakan hutan belantara dengan penerangan jalan yang minim. Warga Bandung biasa pergi ke pasar setelah salat Subuh, tapi jalan yang gelap membuat mereka takut akan kriminalitas atau serangan binatang buas.

Akhirnya mereka memutuskan untuk saling menunggu di kawasan Dago sebelum pergi ke pasar. Lama- kelamaan warga terbiasa saling menunggu di suatu tempat yaitu kawasan Dago, dan akhirnya jalan tersebut dinamakan Jalan Dago atau Jalan Ir.H. Djuanda. Berdasarkan buku Bandung Tempoe Doeloe karya Ir. Haryanto Kunto, diketahui bahwa warga Bandung dahulu memiliki kebiasaan saling menunggu di jalan tersebut.

Pada tahun 1900-1914, pemerintah Hindia Belanda memperluas kota Bandung dengan membangun daerah utara kota Bandung.

Pembangunan daerah Dago pun dimulai dengan pembangunan rumah Andre Van der Brun pada tahun 1905, saat ini bangunan ini masih berdiri dan berada bersebelahan dengan Hotel Jayakarta. Selain rumah Andre Van der Brun, pemerintah Hindia Belanda membangun Dago Tea House atau Dago Tee Huiiz.

Dago Tee Huiiz dulu merupakan restoran untuk para meneer Belanda yang ingin menikmati pemandangan Bandung sembari minum teh.

Pada tahun 1920-1940, pemerintah Hindia Belanda semakin giat melakukan pembangunan di kawasan Dago. Pemerintah Hindia Belanda membangun sarana pendidikan seperti Techniche Hoogeschool te Bandoeng (ITB) yang dibuka sejak 3 Juli 1920 dan menjadi perguruan teknik pertama di Hindia Belanda dan pembangunan SMAK Dago.

SMAK Dago memiliki bangunan yang terkenal yaitu Lyceum Dago (Sekarang SMAN 1 Bandung) yang berfungsi sebagai aula.




“Glancing” Picu Tren Digital Baru di Indonesia

Sebelumnya

Sambut Libur Akhir Tahun, AKG Entertainment Hadirkan Pokémon Festival 2024

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Horizon