Konferensi pers Front Row Paris (23/8) di Bali Coffee Club Jakarta. (FARAH)
Konferensi pers Front Row Paris (23/8) di Bali Coffee Club Jakarta. (FARAH)
KOMENTAR

KARYA 10 desainer dan jenama Indonesia akan ditampilkan di Front Row Paris dengan latar keanggunan dan kemewahan dari bangunan historis Salle Wagram pada 7 September 2024.

Salle Wagram merupakan sebuah auditorium bersejarah yang dibangun tahun 1865 di Kota Paris, Prancis, menjadi tempat perhelatan tahun kelima Front Row Paris tahun ini.

Indonesian Fashion Chamber (IFC) bersama Ditali Cipta Kreatif kembali mendukung tercapainya target Pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sebagai salah satu sentra fesyen dunia dengan menggelar Front Row Paris.

Acara yang dihelat setiap tahun ini untuk mengedepankan pemasaran produk fesyen Indonesia ke pasar Eropa yang memegang peran penting terhadap industri fesyen dunia. Front Row Paris ditargetkan sebagai pintu masuk bagi desainer dan jenama fesyen Indonesia untuk menjaring buyer mancanegara, khususnya Eropa.

IFC menggelar konferensi pers Front Row Paris 2024 dilaksanakan pada 23 Agustus 2024 di Bali Coffee Club Jakarta menghadirkan bincang-bincang dengan narasumber yaitu Ali Charisma, Advisory Board Indonesian Fashion Chamber; Dr. Nahdiana, S.Pd., M.Pd, Plt. Kepala BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata; Dian Desiana, Managing Director, Building Valuable Relationship Group Asia; dan Lenny Agustin, National Chair Indonesian Fashion Chamber.

Tahun ini, Front Row Paris melaksanakan rangkaian kegiatan, yaitu fashion showcase, exhibition, dan business matching, dengan target lebih ramai dikunjungi stakeholder, buyer, media, dan influencer di Eropa.

Lebih lanjut diharapkan dapat membuka kerjasama atau transaksi bisnis jangka panjang, baik Business to Business (B2B) maupun Business to Consumer (B2C), antara desainer dan jenama Indonesia dengan buyer internasional, khususnya dari negara-negara Eropa. Antara lain, 50 buyer dari luxury department store ternama di Paris, Printemps Haussman yang akan menghadiri acara ini dan berpotensi menjalin kerjasama bisnis.

“Komitmen kami untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan Front Row Paris dari tahun ke tahun agar memberikan hasil lebih optimal dalam memperkenalkan fesyen Indonesia ke skala global, melalui pasar Eropa. Produk fesyen Indonesia dengan wastra atau budaya Indonesia mendapatkan apresiasi dan citra positif dari pasar Eropa yang ke depannya akan semakin diperkuat,” jelas Ali Charisma, Advisory Board Indonesian Fashion Chamber.

“Melalui acara ini, desainer dan jenama Indonesia dapat mempelajari lebih konkret mengenai kebutuhan dan potensi bisnis fesyen di pasar Eropa,” lanjutnya.

Keragaman gaya busana dengan sentuhan identitas Indonesia yang didesain sesuai tren global, termasuk menerapkan konsep sustainable fashion yang sedang menjadi perhatian fesyen dunia, menjadi kekuatan produk fesyen Indonesia yang ditampilkan di Front Row Paris.

Sejumlah 10 desainer dan jenama fesyen Indonesia berpartisipasi untuk mempresentasikan dan memasarkan produknya, yaitu Ali Charisma, Deden Siswanto, Lenny Agustin, Gregorius Vici x Lucent Skincare, Sofie, Testimo by SB x Jims Honey, dan A3 Studio, jenama asal Paris, serta siswa sekolah mode.

Guna memperkuat sinergi antara dunia pendidikan dan industri fesyen, Front Row Paris mendukung upaya institusi pendidikan mode di Indonesia untuk menetaskan peserta didik yang kompeten dan siap bersaing di industri fesyen nasional hingga internasional.

Tahun ini ada Binus University dan BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata di bawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbud RI, yang membawa peserta didik dari SMKN 8 Makassar, SMKN 6 Padang, dan SMKN 1 Kendal, untuk menunjukkan karyanya di Front Row Paris 2024.

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Paris kembali mendukung perhelatan Front Row Paris ini untuk menggaungkan keunggulan fesyen Indonesia ke pasar global melalui Eropa yang memiliki dua kota pusat mode dunia.

“Semoga ke depannya tidak hanya Paris, tapi juga bisa ke negara-negara lain seperti Italia, atau ke Asia Tenggara yang memiliki kesamaan budaya dengan Indonesia,” ungkap Lenny Agustin, National Chair IFC.

“Kita ingin Indonesia menjadi destinasi fesyen, tapi sebelum mereka (pasar luar negeri) tertarik ke sini, kita pamerkan dulu produk-produk kita ke sana. Kami juga terbuka untuk desainer di luar IFC, siapa pun yang siap, bisa bergabung, ini adalah usaha yang kita lakukan agar mereka tahu produk kita layak dibeli, sehingga nantinya semua buyer bisa datang ke Indonesia,” pungkasnya.

 




Bank Mega Syariah Salurkan Rp170 Miliar untuk Pengadaan Trainset KRL oleh INKA

Sebelumnya

Milad ke-12 Komunitas Jurnalis Berhijab: Hadirkan "KJB Goes to Campus" yang Menginspirasi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel C&E