drg. Ratu Mirah Afifah saat peluncuran kolaborasi Pepsodent x halodoc (30/8) di Jakarta. (Ist)
drg. Ratu Mirah Afifah saat peluncuran kolaborasi Pepsodent x halodoc (30/8) di Jakarta. (Ist)
KOMENTAR

SWAMEDIKASI adalah proses pengobatan yang dilakukan sendiri tanpa pengawasan tenaga medis, mulai dari pengenalan gejala hingga pemilihan dan penggunaan obat. Faktanya, 84,23 persen masyarakat di Tanah Air cenderung melakukan swamedikasi.

Untuk kesehatan gigi secara spesifik, Survei Kesehatan Indonesia 2023 memperlihatkan bahwa perilaku ini dilakukan 25 persen masyarakat dan menjadi salah satu alasan mengapa 92 persen masyarakat tidak memeriksakan diri ke dokter gigi selama 1 tahun terakhir.

drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent, MDSc, Head of Professional Marketing Personal Care Unilever Indonesia menjelaskan, “Swamedikasi masalah gigi umumnya dipicu oleh belum meratanya akses layanan kesehatan gigi, keterbatasan finansial, rasa enggan untuk berobat langsung, hingga kemudahan mendapatkan obat – bahkan termasuk antibiotika yang dianggap sebagai solusi instan penyembuhan semua masalah kesehatan termasuk kasus yang paling banyak diderita masyarakat yaitu sakit gigi akibat gigi berlubang dan penyakit gusi. Padahal, setiap permasalahan gigi dan mulut membutuhkan penanganan spesifik oleh dokter gigi.”

“Beberapa risiko swamedikasi bagi kesehatan gigi dan mulut antara lain adalah kesalahan atau keterlambatan diagnosis yang bisa memperburuk kondisi kesehatan gigi dan mulut, peningkatan resistensi antibiotika, hingga disfungsi ginjal yang pada tahap lanjut bisa berakibat fatal,” tegas drg. Mirah.




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health