Siapa suka menyantap nasi gudeg? (Net/Grafis: Adelia)
Siapa suka menyantap nasi gudeg? (Net/Grafis: Adelia)
KOMENTAR

GUDEG adalah salah satu masakan khas indonesia yang terkenal akan kelezatannya. Hidangan ini merupakan masakan tradisional khas DI Yogyakarta dan Jawa Tengah. Dalam perkembangannya, masyarakat mengenal gudeg berasal dari Yogyakarta sehingga membuat kota ini kenal dengan nama kota gudeg.

Sejarah gudeg di Yogyakarta dimulai bersamaan dengan dibangunnya kerajaan Mataram Islam dialas Mentaok yang ada di daerah Kotagede pada sekitar tahun1500-an.

Gudeg mulai populer dan banyak diperdagangkan pada tahun 1940-an saat Presiden Soekarno membangun Universitas Gajah Maja (UGM) hingga sekarang.

Gudeg dibuat dari daging buah nangka yang masih mentah. Berbeda dengan daging buah nangka matang, yang lembut, kuning cerah, berminyak, dan rasanya sangat manis, nangka mentah memiliki konsistensi padat dan agak kering, bergetah, berwarna keputihan atau krem ringan, dan tidak bisa dimakan mentah.

Setelah kulitnya dikupas, nangka muda dipotong kecil-kecil dan direbus terlebih dahulu dalam air mendidih sampai lunak. Setelah itu, potongan nangka dituangkan dengan santan sampai tercampur dengan air kelapa, dibumbui dengan bumbu tertentu, dan direbus lama biasanya selama 4-6 jam.

Warna gudeg dihasilkan terutama oleh bumbu rempah-rempah yang digunakan. Rempah-rempah ini juga memberikan cita rasa utama rasa gudeg, karena daging mentah nangka muda sebenarnya tidak memiliki rasa khusus.

Gudeg hadir dalam berbagai warna, mulai dari putih atau krem mudan hingga merah tua atau cokelat. Variasi warna hidangan-hidangan ini menjadi julukan jenis gudeg tersebut gudeg putih dan gudeg merah.

Variasi gudeg putih disiapkan dengan rempah-rempah yang tidak terlalu mengubah waran produk asli: lumbang, ketumbar, lengkuas, jahe, bawang merah, bawang putih, lada hitam. Pada gudeg merah, rempah-rempah dan bumbu lain ditambahkan selain bumbu di atas, yang memberi waran lebih gelap pada bubur nangka yang dihasilkan.

Gudeg juga memiliki dua jenis sajian yaitu kering dan basah. Gudeg kering hanya mengandung sedikit santan sehingga memiliki sedikit saus sedangkan gudeg basah menggunakan banyak santan. Gudeg paling umum berasal dari Yogyakarta, dan biasanya lebih manis, lebih kering, dan berwarna kemerahan karena penambahan daun jati sebagai pewarna.

Sementara itu, gudeg Surakarta lebih berair dan pekat dengan banyak santan, dan berwarna keputihan karena tidak ditambahkan daun jati.




Yayasan Jantung Indonesia Konsisten Dorong Gaya Hidup Sehat, Salah Satunya Lewat Olahraga Beladiri MMA

Sebelumnya

Kelezatan Kue Wajik yang Tak Lekang oleh Waktu

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Horizon