Ilustrasi perempuan manula yang sudah menopause/Foto: Morula IVF
Ilustrasi perempuan manula yang sudah menopause/Foto: Morula IVF
KOMENTAR

MENOPAUSE, momen di mana haid berhenti secara permanen, adalah bagian alami dari kehidupan perempuan. Hal ini disebabkan oleh penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron yang sering menimbulkan berbagai gejala tidak nyaman.

Gejala tersebut bisa dimulai beberapa tahun sebelum menopause, dikenal sebagai pramenopause. Serangan rasa panas, berkeringat di malam hari, vagina kering, depresi, hingga perubahan suasana hati (mood swing) menjadi beberapa keluhan yang kerap dialami.

Untuk membantu perempuan mengatasi dampak dari perubahan hormonal ini, dunia medis menawarkan solusi dalam bentuk terapi pengganti hormon (hormone replacement therapy/HRT) atau terapi hormon. Namun, meskipun terdengar serupa, keduanya sebenarnya berbeda.

Terapi hormon merupakan istilah umum yang mencakup semua bentuk terapi yang melibatkan hormon. Sedangkan, terapi pengganti hormon (HRT) lebih spesifik digunakan untuk mengatasi gejala menopause dengan menggantikan hormon yang sudah tidak diproduksi oleh tubuh.

Jenis-Jenis HRT: Pilihan Berdasarkan Kebutuhan

  1. Terapi Estrogen Terapi ini hanya melibatkan hormon estrogen dan umumnya diberikan dalam dosis rendah. Ada berbagai cara pemberian estrogen, mulai dari pil, koyo kulit, gel, hingga cincin vagina. Konsultasi dengan dokter sangat penting untuk menentukan dosis yang tepat sesuai kondisi tubuh.

  2. Terapi Kombinasi (Estrogen dan Progesteron) Bagi wanita yang masih memiliki rahim, progestin (hormon mirip progesteron) diperlukan untuk mengurangi risiko kanker rahim yang lebih tinggi jika hanya mengonsumsi estrogen. Terapi ini biasanya berbentuk pil atau koyo, tapi bisa juga menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD).

Manfaat HRT: Meningkatkan Kualitas Hidup

Manfaat utama dari HRT adalah menghilangkan gejala-gejala yang mengganggu akibat menopause. Dengan terapi ini, kualitas hidup dapat meningkat secara signifikan, membantu perempuan tetap aktif dan nyaman dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Selain itu, HRT juga diketahui bisa menurunkan risiko osteoporosis, memperbaiki suasana hati, dan mengatasi masalah seksual seperti kekeringan vagina.

Risiko yang Perlu Dipertimbangkan

Meski menawarkan banyak manfaat, HRT juga membawa sejumlah risiko. Misalnya, konsumsi estrogen saja bisa meningkatkan risiko kanker rahim, terutama jika tanpa penggunaan progestin. Selain itu, ada peningkatan risiko penyakit jantung jika terapi dilakukan lebih dari 10 tahun setelah menopause, serta risiko sumbatan pembuluh darah dan stroke.

Namun, risiko tersebut bisa berbeda-beda pada setiap individu, tergantung kondisi kesehatan dan riwayat medis keluarga. Sebagai langkah preventif, beberapa wanita memilih untuk membatasi penggunaan HRT selama kurang dari lima tahun. Dokter akan memonitor kondisi pasien secara berkala untuk menentukan apakah terapi perlu dilanjutkan atau dihentikan.

Pilihan yang Tepat untuk Setiap Perempuan

Memahami bahwa setiap perempuan memiliki kebutuhan dan kondisi kesehatan yang berbeda, penting untuk melakukan konsultasi menyeluruh dengan dokter sebelum memutuskan menjalani HRT. Dengan pemantauan yang tepat, terapi ini bisa menjadi solusi efektif untuk menjalani masa menopause dengan lebih nyaman, namun tetap waspada terhadap risikonya.

Menopause bukanlah akhir dari kebahagiaan dan kenyamanan hidup. Dengan pilihan terapi yang tepat, Anda bisa tetap menikmati setiap fase kehidupan dengan penuh energi dan optimisme.




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health