DALAM rangka Pekan Sadar Malnutrisi, Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK (K) selaku Presiden Perhimpunan Nutrisi Indonesia (INA) menyoroti pentingnya pencegahan malnutrisi sejak dini.
Ia menjelaskan bahwa malnutrisi di Indonesia masih menjadi masalah serius terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, orang tua, dan pasien penyakit kronis.
dr. Luciana memaparkan bahwa malnutrisi tidak hanya mencakup kekurangan gizi, tetapi juga kelebihan atau ketidakseimbangan asupan nutrisi. Konsekuensi kesehatan dari malnutrisi cukup beragam. Sedangkan dari sudut pandang ekonomi, malnutrisi dapat meningkatkan biaya perawatan kesehatan dan rehabilitasi.
Salah satu penyebab utama malnutrisi di Indonesia adalah kemiskinan, kurangnya akses terhadap pangan bergizi, serta rendahnya pengetahuan tentang pentingnya gizi seimbang.
Untuk mengatasi hal tersebut, dr. Luciana menekankan perlunya kolaborasi lintas sektor guna meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendorong perubahan pola makan yang lebih baik. Pekan Sadar Malnutrisi yang berlangsung pada 16-20 September 2024, menjadi bagian dari upaya untuk mengedukasi masyarakat terkait pencegahan malnutrisi.
“Malnutrisi bukan hanya kekurangan gizi, tetapi juga kelebihan atau ketidakseimbangan asupan nutrisi. Hal ini dapat berdampak pada kesehatan fisik, meningkatkan risiko penyakit kronis, memperlambat pemulihan, dan bahkan meningkatkan angka kematian,” ujar dr. Luciana saat ditemui Farah.id di Restoran Paloma, Hotel Des Indes Menteng, Jakarta Pusat (17/9).
Luciana juga menyoroti masalah malnutrisi di Indonesia dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kemiskinan, kurangnya akses ke makanan bergizi, serta rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang.
Oleh karena itu, upaya lintas sektor sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan mencegah malnutrisi. Ia juga menggarisbawahi pentingnya mengenali tanda-tanda malnutrisi sedini mungkin untuk mencegah dampak yang lebih buruk.
KOMENTAR ANDA