Peluncuran
Peluncuran "Pekan Sadar Malnutrisi" (17/9) oleh Perhimpunan Nutrisi Indonesia. (FARAH/Fauziah)
KOMENTAR

INDONESIA menghadapi tantangan besar dalam mewujudkan masyarakat yang sehat dan sejahtera, salah satunya adalah ancaman malnutrisi yang mempengaruhi perkembangan fisik dan mental anak-anak.

Malnutrisi atau kekurangan gizi terjadi ketika tubuh tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup atau seimbang untuk menunjang kesehatan yang optimal. Kondisi ini dapat berdampak serius, mulai dari terganggunya fungsi organ tubuh hingga memperlambat pertumbuhan anak.

Pengertian Malnutrisi dan Undernutrisi

Secara sederhana, malnutrisi adalah kondisi ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh akan nutrisi dan asupan makanan yang masuk.

Malnutrisi dapat terbagi menjadi dua kategori: undernutrisi dan overnutrisi.

Undernutrisi adalah bentuk kekurangan gizi, sedangkan overnutrisi berkaitan dengan asupan kalori yang berlebihan dan sering kali menyebabkan obesitas.

Menurut World Health Organization (WHO), penyebab utama malnutrisi adalah kurangnya akses ke makanan yang kaya gizi, sanitasi yang buruk, serta infeksi penyakit yang berkepanjangan.

Faktor sosial ekonomi, termasuk kemiskinan, juga berperan dalam memperburuk kondisi ini. Anak-anak yang mengalami malnutrisi berisiko mengalami stunting, gangguan perkembangan otak, dan sistem imun yang lemah.

Dampak Malnutrisi terhadap Tubuh

Salah satu organ tubuh yang sangat terpengaruh oleh malnutrisi adalah pankreas. Pankreas berperan penting dalam mengatur kadar gula darah serta memproduksi enzim untuk mencerna makanan.

Ketika seseorang mengalami malnutrisi, fungsi pankreas dapat terganggu, mengakibatkan gangguan pencernaan dan ketidakseimbangan metabolisme tubuh. Akibatnya, tubuh menjadi sulit untuk menyerap nutrisi penting dari makanan, sehingga memperparah kondisi kekurangan gizi.

Stunting adalah salah satu dampak paling serius dari malnutrisi pada anak-anak. Menurut data WHO, hampir 25% anak-anak di seluruh dunia mengalami stunting, termasuk di Indonesia.

Stunting merujuk pada kondisi anak yang mengalami keterlambatan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan.

Anak-anak yang mengalami stunting memiliki tinggi badan yang lebih rendah dari rata-rata, serta berisiko memiliki kemampuan kognitif dan fisik yang lebih rendah di masa depan.

Pentingnya Mencegah Malnutrisi Sedari Dini

Pencegahan malnutrisi, terutama pada bayi dan anak-anak, harus dilakukan sejak dini melalui perbaikan pola makan dan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang seimbang.

Nutrisi yang tepat dan seimbang meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang diperlukan tubuh untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Selain itu, edukasi kepada orang tua dan keluarga mengenai pentingnya gizi seimbang dan pola hidup sehat juga menjadi langkah preventif yang sangat penting.

Lembaga-lembaga yang mengadvokasi masalah ini, seperti Kementerian Kesehatan Indonesia, WHO, dan UNICEF, aktif mengkampanyekan program-program yang bertujuan untuk mencegah malnutrisi, terutama dalam bentuk stunting.

Salah satu pendekatan penting adalah dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap makanan bergizi, sanitasi, dan layanan kesehatan yang berkualitas.

Untuk mewujudkan Indonesia sehat, semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun organisasi internasional, harus berperan aktif dalam mencegah malnutrisi sejak dini.

Dengan pemenuhan gizi yang tepat, terutama pada anak-anak, kita dapat menurunkan angka stunting, meningkatkan kualitas hidup, serta menciptakan generasi penerus bangsa yang lebih sehat dan produktif.




Bahaya Pola Makan Cepat Saji bagi Remaja

Sebelumnya

Apakah Berlari Dapat Memperparah Varises?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health