SAKIT gigi pada balita bisa menjadi pengalaman yang menyakitkan dan membuat mereka rewel. Meski gigi susu tidak bersifat permanen, perawatan kesehatan gigi sejak dini sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan kesehatan gigi permanen di kemudian hari. Menjaga kesehatan gigi balita juga penting untuk mencegah infeksi, nyeri, serta masalah kesehatan lainnya.
Ada beberapa faktor umum yang menyebabkan sakit gigi pada balita, di antaranya:
1. Karies gigi (gigi berlubang)
Gigi berlubang adalah penyebab paling umum sakit gigi pada balita. Karies gigi terjadi akibat penumpukan plak, yaitu lapisan lengket yang terbentuk dari sisa makanan dan bakteri. Plak ini menghasilkan asam yang merusak enamel gigi, menyebabkan lubang kecil hingga besar yang dapat menimbulkan rasa sakit.
Faktor risiko karies gigi pada balita:
- Konsumsi makanan dan minuman manis secara berlebihan
- Tidak menjaga kebersihan mulut dengan baik
- Minum susu botol sebelum tidur tanpa membersihkan mulut setelahnya
2. Pertumbuhan gigi (teething)
Proses pertumbuhan gigi atau teething sering kali menyebabkan ketidaknyamanan dan sakit pada gusi balita. Ketika gigi baru mulai tumbuh menembus gusi, rasa sakit dan bengkak bisa terjadi. Ini biasanya terjadi pada usia 6 bulan hingga 3 tahun.
Tanda-tanda teething:
- Gusi bengkak dan merah
- Air liur berlebihan
- Sering menggigit-gigit mainan atau jari
- Rewel dan sulit tidur
3. Infeksi gigi atau abses gigi
Infeksi gigi terjadi ketika bakteri masuk ke dalam gigi yang rusak atau berlubang. Ini dapat menyebabkan pembentukan nanah (abses) di sekitar akar gigi, menimbulkan nyeri hebat, bengkak, dan demam. Infeksi gigi memerlukan perawatan segera untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
4. Cedera pada gigi
Balita yang sedang aktif sering kali terjatuh atau terbentur, yang dapat menyebabkan trauma pada gigi atau gusi mereka. Trauma ini bisa menyebabkan retak, patah, atau gigi goyang yang berpotensi menimbulkan rasa sakit.
Penting untuk mengetahui penyebab sakit gigi pada si kecil agar orang tua dapat memberikan penanganan yang tepat. Jangan lupa untuk berkonsultasi ke dokter gigi.
KOMENTAR ANDA