Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dalam Halaqah Humanitarian Islam; Islam untuk kemanusiaan; Al-Islam lil Insaniyah yang digelar di Hotel Acacia Jakarta, 22 September 2024/YouTube PBNU
Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dalam Halaqah Humanitarian Islam; Islam untuk kemanusiaan; Al-Islam lil Insaniyah yang digelar di Hotel Acacia Jakarta, 22 September 2024/YouTube PBNU
KOMENTAR

ISLAM memiliki kedudukan penting sebagai agama yang datang untuk menyempurnakan ajaran-ajaran sebelumnya, sekaligus menjadi rahmat bagi seluruh alam. Islam adalah agama yang luas, yang hadir tidak hanya untuk manusia, tetapi untuk seluruh makhluk, termasuk malaikat, alam, bahkan unsur-unsur terkecil seperti batu dan pasir.

Dalam suatu kesempatan, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, menyampaikan Islam adalah agama terakhir yang dihadirkan untuk menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia. Rasulullah diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam, bukan hanya untuk manusia, tapi untuk seluruh jagad raya.

Ajaran Islam tidak terbatas pada tatanan kehidupan duniawi, tetapi juga mencakup segala sesuatu yang ada di alam semesta.

Beliau mengutip ayat Al-Qur'an dalam Surah Al-Kahfi:

"Lau kânal-baḫru midâdal likalimâti rabbî lanafidal-baḫru qabla an tanfada kalimâtu rabbî walau ji'nâ bimitslihî madadâ" (QS. Al-Kahfi: 109)

Ayat tersebut menegaskan bahwa jika seluruh lautan dijadikan tinta untuk menulis kalimat-kalimat Allah, maka lautan itu akan habis sebelum kalimat-kalimat Allah selesai dituliskan, bahkan jika ditambah dengan lautan yang lain.

Ayat ini menggambarkan betapa luasnya ajaran Islam dan betapa banyak yang masih harus dipahami oleh umat manusia.

Dalam pandangan beliau, umat manusia saat ini mungkin baru memahami sekitar 10 persen dari seluruh ajaran yang dibawa oleh Rasulullah.

Islam dan Insaniyah: Manusia sebagai Khalifah di Bumi

Lebih lanjut, Rais Aam menjelaskan tentang peran manusia sebagai khalifatullah fil ardli, pemakmur bumi. Allah menciptakan manusia dengan keinsaniyah-nya, menjadikannya makhluk yang diberi amanah untuk memakmurkan bumi.

Dalam Al-Qur’an Surah Hud ayat 61, Allah berfirman:

"Huwa ansya'akum minal-ardli wasta‘marakum fîhâ fastaghfirûhu tsumma tûbû ilaîh…”

Beliau menafsirkan ayat ini sebagai perintah Allah kepada manusia untuk memakmurkan bumi. Peran manusia sebagai khalifah tidak hanya sebatas pada tatanan politik, tetapi juga mencakup aspek-aspek kemanusiaan dan lingkungan, di mana manusia ditugaskan untuk menjaga dan memelihara alam.

Islam, dengan ajarannya yang komprehensif, memberikan tuntunan mulai dari hal-hal kecil seperti adab masuk toilet hingga masalah besar seperti pengelolaan bumi.

Iqra' sebagai Tanda Kemuliaan Manusia

Rais Aam juga menyinggung pentingnya memahami ayat pertama yang diwahyukan kepada Rasulullah, yaitu "Iqra' bismi rabbika..." (QS. Al-‘Alaq: 1).

Menurut beliau, perintah untuk membaca bukan hanya berarti membaca teks, tetapi juga membaca keadaan, situasi, dan tanda-tanda alam. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pengetahuan bagi manusia, serta peran mereka dalam memahami alam dan kehidupan.

Membaca dalam konteks ini adalah upaya untuk terus menggali dan memahami realitas yang ada di dunia ini, serta bagaimana manusia dapat berperan secara aktif sebagai pemimpin yang bijaksana.

Fragmen Kemanusiaan dalam Sejarah Islam: Perang Yarmuk

Dalam pidatonya, Rais Aam juga mengangkat kisah kemanusiaan yang terjadi dalam Perang Yarmuk. Beliau menceritakan hadits riwayat Abu Jahm yang menggambarkan betapa besar ukhuwah (persaudaraan) dalam Islam, bahkan di tengah pertempuran.

Kisah ini terjadi ketika Abu Jahm, setelah perang, mencari sepupunya yang terluka di medan perang. Saat ia hendak memberikan air kepada sepupunya yang sekarat, terdengar rintihan seorang sahabat lainnya, Hisyam ibnu Abil Ash, yang juga sedang terluka. Dengan penuh solidaritas, sepupunya meminta Abu Jahm untuk memberikan air kepada Hisyam.

Ketika sampai kepada Hisyam, rintihan dari arah lain terdengar, dan Hisyam pun meminta Abu Jahm untuk pergi ke suara rintihan itu. Namun, ketiga sahabat ini akhirnya meninggal dunia tanpa sempat mencicipi air yang mereka butuhkan. Kisah ini menggambarkan betapa besar semangat persaudaraan dalam Islam.

Islam sebagai Sistem Kehidupan yang Menyeluruh

Rais Aam juga menggarisbawahi bahwa Islam menyediakan tatanan hidup yang lengkap untuk seluruh aspek kehidupan manusia, baik dalam hubungan antar sesama Muslim, maupun dengan orang-orang dari agama lain.

Islam mengajarkan keadilan yang universal, sebagaimana ditunjukkan oleh Sahabat Ali yang menolak untuk dibedakan dengan seorang Ahli Kitab dalam persidangan, menegaskan bahwa di hadapan hukum semua manusia adalah sama.




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur