DIENG berada di ketinggian 2565 mdpl, itulah mengapa pegunungan di Jawa Tengah ini dijuluki negeri di atas awan. Tanahnya yang subur menjadi sumber penghidupan warga lokal. Namun di balik keindahannya, menuntut kewaspadaan tingkat tinggi.
Di sana juga terdapat kompleks gunung api dengan puluhan kawah dan kaldera raksasa. Dieng adalah dataran vulkanik aktif yang sewaktu-waktu mengeluarkan gas beracun karbondioksida. Di masa lalu, Dieng merupakan sebuah kompleks gunung berapi yang berjejer dari Gunung Prau, Gunung Jimat, Bukit Rogo Jembangan, hingga Tlerep.
Namun saat ini, gunung-gunung tersebut telah menjadi lembah alam yang mengelilingi wilayah Dieng. Di tengah-tengah kompleks terletak di kaldera raksasa yang terbentuk berabad-abad yang lalu. Vulkanik yang tetap aktif ini telah menghasilkan beberapa gunung baru seperti Gunung Bismo-Sidede, Seroja, Nagasari, Pangonan, dan Pager Kandang.
Gunung Api Dieng terletak di Kabupaten kota Banjarnegara, Wonosobo, Batang, Jawa Tengah dengan posisi geografis di Latitude -7.2°LU, Longitude 109.92°BT.
Dapat Julukan Volcano Complex
Dieng yang berasal dari bahasa Jawa Kawi, yang berarti “tempat atau gunung” (Di) dan “Dewa/Dewi” (Hyang). Artinya secara harfiah, Dieng merupakan “tempat Dewa/Dewi bersemayam”. Sebuah prasasti ditemukan di dataran tinggi Dieng. Prasasti Gunung Wule yang berasal dari tahun 861 Masehi mencatat instruksi untuk menjaga bangunan suci di area yang disebut Dihyang.
Desa Tertinggi di Pulau Jawa
Dieng menjadi desa tertinggi di Pulau Jawa. Desa Sembung, yang terletak di ketinggian 2306 meter di atas permukaan laut. Desa Sembungan mempunyai jumlah penduduk sekitar 1300 jiwa. Desa ini dipercaya sebagai desa induk di kawasan Dieng.
Berada di Dua Kabupaten
Dieng hanya berada di Kabupaten Wonosobo. Namun, kawasan dataran tinggi Dieng merupakan sebuah daerah yang berada di dua wilayah yaitu kabupaten Wonosobo dan kabupaten Banjarnegara. Kawasan yang menjadi destinasi wisata umumnya berada di Kabupaten Banjarnegara.
Anak Bajang
Anak yang mempunyai rambut gimbal alami. Dipercaya anak-anak adalah keturunan leluhur Dieng, yaitu Kyai Kolodete. Dengan ruwat rambut gimbal, rambut anak bajang akan dipotong dengan berbagai ritualnya. Diyakini sebagai rangkaian upacara pembebasan seorang dari hukuman atau kutukan. 
KOMENTAR ANDA