JAKARTA kembali menjadi saksi gemerlap dunia mode dengan diadakannya Fashion Nation Edisi ke-18 di Senayan City, pusat perbelanjaan bergengsi di ibu kota. Acara ini tidak hanya menandai tonggak bersejarah 18 tahun Senayan City sebagai destinasi mode utama, tetapi juga menjadi bagian dari perayaan Anniversary Celebration pusat perbelanjaan tersebut.
Fashion Nation 2024 memperkuat komitmen Senayan City untuk terus mendukung perkembangan industri mode di Indonesia.
Halina, selaku Leasing & Marketing Communication Director Senayan City, menyatakan bahwa acara tahunan ini telah berkontribusi besar dalam memperkuat posisi industri fashion Indonesia di kancah internasional.
"Selama 18 tahun, Senayan City Fashion Nation telah berkomitmen untuk memperkuat posisi dunia fashion di Indonesia. Acara ini secara konsisten mendukung dan menyaksikan perkembangan kreativitas dalam industri mode setiap tahunnya," ujar Halina.
Kolaborasi Mode: WANDERLUST dan Indonesian Fashion Chamber
Tahun ini, Fashion Nation menggandeng Indonesian Fashion Chamber (IFC) cabang Jakarta untuk menghadirkan tema WANDERLUST, yang terinspirasi dari perjalanan ke berbagai belahan dunia.
Kolaborasi ini menampilkan karya dari 11 desainer yang menginterpretasikan kecantikan destinasi dunia seperti Maroko, Santorini, Paris, Keukenhof, Turki, dan China. Para desainer yang terlibat dalam koleksi ini antara lain Wignyo Rahadi, Ning Santoso, Hannie Hananto, Tieka Huza, Indina Putri Fajar, Adelina, Vielga Wennida, Chaera Lee, Yani Halim, Yanti Adeni, dan Eko Tjandra.
Erika Ardianto, Chairwoman IFC Jakarta, menekankan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah positif untuk perkembangan mode Indonesia.
“Terima kasih kepada Senayan City atas kesempatan yang diberikan kepada para member IFC chapter Jakarta untuk mempersembahkan karya busana mereka di panggung Fashion Nation 2024. Sebuah kolaborasi yang baik untuk kemajuan dunia mode Indonesia, selaras dengan tujuan IFC,” ujarnya.
Wignyo Rahadi dan Keindahan Keukenhof
Salah satu karya yang paling menonjol adalah dari Wignyo Rahadi, yang menampilkan koleksi bertajuk Keukenhof. Terinspirasi dari keindahan taman tulip di Belanda, koleksi ini menghadirkan busana ready to wear deluxe dengan sentuhan elegan dan feminin.
Kampanye sustainable fashion juga menjadi fokus utama koleksi ini, di mana Wignyo melibatkan pengrajin dari Koto Gadang, Sumatera Barat, binaan PT Pegadaian, untuk memproduksi kain tenun lokal yang digunakan dalam setiap desain.
Koleksi Wignyo memamerkan enam look yang menggunakan kain spunsilk dengan teknik Sulam Suji, dikombinasikan dengan tenun tradisional yang memberikan tampilan modern dan kasual. Desainnya memadukan long dress, blouse, dan outerwear dengan detail obi belt, ruffle, serta motif bunga yang menonjolkan kesan feminin dan elegan.
Ning Santoso dan Pesona Pantai Maroko
Desainer Ning Santoso dari label DeChantique menghadirkan koleksi A Trip to Morocco Beach, yang terinspirasi dari eksotisme pantai-pantai Maroko. Koleksi ini menyimbolkan kekuatan dan kemandirian, terinspirasi dari pohon kelapa yang teguh berdiri di tengah terpaan angin.
DeChantique menampilkan enam look busana modest wear dengan desain kasual yang anggun, cocok untuk dipakai sehari-hari, bekerja, hingga bepergian.
Dalam koleksinya, Ning Santoso menggandeng brand tas lokal, Emma Little Things By Yellia, untuk menciptakan desain khusus yang menyatukan elegansi busana dan aksesoris dalam harmoni yang memikat. Warna biru navy, putih, dan krem mendominasi koleksi ini, memberikan nuansa ketenangan dan kehangatan.
Hannie Hananto dan Keindahan Keramik China
Desainer Hannie Hananto membawa pengunjung ke negeri China dengan koleksinya yang berjudul China Blues. Terinspirasi dari keindahan keramik Dinasti Ming, koleksi ini menggunakan bahan linen, katun, dan poly yang menampilkan motif porselen biru-putih khas China.
China Blues terdiri dari long tunic, kaftan, dan celana baggy, yang dipadukan dengan aksen ruffles untuk menciptakan kesan mewah namun tetap nyaman dikenakan.
Senayan City: Destinasi Mode Utama di Jakarta
KOMENTAR ANDA