ROTI tipis yang digulung bersama daging sapi dan jenis sayuran ini menjadi makanan yang pas buat camilan di malam hari, jika sedang malas mengonsumsi makanan berat seperti nasi. Kebab menjadi salah satu makanan yang populer di kalangan anak-anak, remaja muda, dewasa, hingga orang tua.
Kebab pada dasarnya merupakan makanan khas yang berasal dari wilayah Timur Tengah, tepatnya di negara Turki. Makanan yang satu ini pada awalnya memiliki beberapa macam sebutan mulai dari kebab, kebob, kabab, kabob, kebhav, dan kephav, sampai akhirnya dikenal luas dengan nama kebab.
Secara umum, kebab menjadi hidangan daging bakar atau panggang yang ditusuk memakai tusukan atau batang besi.
Tahukah kamu, ada beberapa fakta menarik tentang kebab yang Farah himpun berikut ini:
Dari Persia Dibawa ke Turki
Pada saat abad ke-8, kebab menyebar dari Persia ke seluruh wilayah Timur Tengah dan sampai juga ke India pada abad ke-15. Pada awalnya kebab disajikan berbentuk bola daging ayam atau daging domba cincang.
Saat masuk ke abad-16, para tentara Turki mulai memopulerkan makanan ini ke seluruh dunia. Karena itu ada pula yang mengatakan kebab tidak benar-benar lahir di Turki, tetapi dipopulerkan oleh tentara Turki. Nama kebab ini konon berasal dari diksi Persia ‘Kabab’, yang memiliki arti ‘makanan yang ditusuk dan dipanggang’.
Uniknya Doner Kebab
Dalam bahasa Turki, ‘doner’ berarti ‘memutar’, doner kebab mempunyai cara memasak yang berbeda dibandingkan dengan kebab pada umumnya. Daging yang sudah dimarinasi kemudian ditumpuk secara vertikal menyerupai gulungan benang besar.
Daging tersebut kemudian dipanggang dengan cara memutar, lalu diiris tipis untuk disajikan sebagai isian kebab bersama beberapa jenis sayuran. Di Indonesia, doner kebab ini mulai populer sejak tahun 2005 di beberapa restoran. Sampai hari ini, kamu bisa menemukan kebab dijual di gerobak di pinggir jalan hingga di mal besar.
Menjamur di Jerman
Hampir 50 tahun lalu, dua imigran asal Turki bernama Kadir Nurman dan Mehmet Aygun membuka gerai kebab pertama mereka di Berlin. Makanan klasik itu kemudian populer dan banyak disantap oleh masyarakat Jerman.
Saat ini dilaporkan bahwa Jerman memiliki lebih dari 40.000 kedai kebab seantero negeri. Jumlah tersebut disinyalir melebihi jumlah kedai kebab yang ada di Turki. Hebatnya, dalam satu hari saja, kedai-kedai kebab di Jerman ini bisa menjual hampir 400 ton daging sapi.
Apa Kandungan Gizi dalam Kebab?
Bahan-bahan yang terdapat dalam kebab memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kelezatan dan kenikmatan kebab hadir dari paduan irisan daging sapi atau ayam, sayuran (selada, tomat, bawang bombai), dan saus.
Kebab memiliki manfaat yang baik bagi tubuh. Tak hanya mengenyangkan, kebab juga membantu meningkatkan kinerja dan kecerdasan otak, mencegah anemia dan obesitas, sekaligus sebagai peningkat sistem kekebalan tubuh.
KOMENTAR ANDA