GEN Z di Indonesia, yang umumnya lahir antara tahun 1997 hingga 2012, sedang menghadapi tantangan ekonomi yang unik, salah satunya adalah fenomena "sandwich generation".
Sandwich generation adalah kondisi di mana seseorang, biasanya generasi menengah usia produktif, berada di antara dua generasi yang harus mereka tanggung secara finansial, yakni orang tua yang sudah menua dan anak-anak mereka sendiri.
Gen Z di Indonesia tumbuh di era yang sangat berbeda dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka hidup dalam dunia yang semakin digital dan dinamis, tetapi juga menghadapi tantangan ekonomi yang tidak kalah berat.
Dengan meningkatnya biaya hidup, tekanan untuk memiliki pekerjaan yang stabil, dan ketidakpastian ekonomi, Gen Z di Indonesia sering kali harus mendukung keluarga mereka secara finansial lebih cepat dari yang diharapkan.
Banyak dari mereka yang baru saja masuk dunia kerja atau bahkan masih di masa pendidikan, sudah harus membantu orang tua yang mungkin menghadapi masalah pensiun atau keuangan. Di sisi lain, beberapa di antara mereka juga harus menanggung adik-adik yang masih bersekolah atau anak-anak yang sudah dimiliki pada usia muda.
Menjadi bagian dari sandwich generation dapat memberikan tekanan mental dan emosional yang besar. Banyak dari mereka yang merasa harus menyeimbangkan tanggung jawab antara merawat orang tua, bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga, serta mengatur kehidupan pribadi mereka sendiri.
Tekanan ini dapat menyebabkan stres, kelelahan emosional, dan bahkan burnout. Selain itu, beban finansial yang berat juga dapat membatasi Gen Z dalam merencanakan masa depan mereka sendiri, seperti menunda pernikahan atau memiliki anak, serta kesulitan untuk membeli rumah atau berinvestasi.
Meski begitu, Gen Z juga dikenal sebagai generasi yang adaptif, kreatif, dan inovatif. Mereka menggunakan teknologi untuk mencari peluang pendapatan tambahan, baik melalui kerja lepas (freelance), bisnis online, atau investasi digital. Keterampilan ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam menghadapi tantangan sebagai sandwich generation.
Beberapa dari mereka juga memanfaatkan teknologi untuk mencari informasi tentang manajemen keuangan, investasi, dan perencanaan masa depan. Semua itu diyakini dapat membantu mereka merencanakan langkah-langkah untuk mengurangi beban finansial di masa depan.
KOMENTAR ANDA