Asinan yang menyegarkan. (Canva/Grafis: Adelia)
Asinan yang menyegarkan. (Canva/Grafis: Adelia)
KOMENTAR

ASINAN yang merupakan salah satu kuliner khas Bogor disebut-sebut sudah ada sejak abad ke-17 atau 18. Pada saat itu, Bogor menjadi tempat  persinggahan dan tempat tinggal bagi para pejabat kolonial Belanda yang mengembangkan Kebun Raya Bogor.

Adapun asinan yang ada di Bogor dibawa oleh pedagang Tionghoa yang berjualan di daerah Bogor. Pada mulanya diberi nama “rujak Bogor”, bukan asinan Bogor. “Rujak Bogor” pada saat itu dibuat dengan aneka buah-buahan dan sayuran dengan bumbu kacang.

Bumbu kacang yang mulanya digunakan dalam asinan Bogor, diganti dengan kuah segar yang terbuat dari cuka, air asam, bawang merah, cabai rawit, serta gula. Juga aneka buah-buahan dan sayuran pada asinan Bogor terdiri dari kol, mangga muda, nanas, mentimun, tauge, dan wortel.

Sementara itu, ada pula asinan Betawi yang banyak digemari oleh masyarakat luas, mulai dari kalangan muda sampai orang tua. Memiliki rasa yang enak dan populer di beberapa tempat. Namun, terdapat dugaan yang kuat bahwa pengolahan sayur-sayuran menjadi asinan merupakan pengaruh dari pendatang non Betawi di Batavia.

Proses pembuatan sawi asin dari campuran asinan Betawi, menjadi bukti yang cukup kuat bahwa metode makanan fermentasi diperoleh dari masyarakat yang berasal dari Tionghoa, Arab, atau India. Bukan hanya itu, kerupuk mi kuning yang disajikan bersama asinan Betawi diduga menjadi hasil akulturasi kuliner antara Tionghoa dan Batavia.

Namun perbedaan mengenai asinan Bogor dan asinan Betawi adalah bahan dasarnya. Asinan Bogor banyak berbahan dasar buah-buahan seperti apel, bengkuang, mangga, jambu, mentimun, dan lain sebagainya. Asinan Bogor bisa langsung disajikan dengan memotong buah-buahan yang telah matang.

Sedangkan asinan Betawi lebih pada berbahan dasar sayur-sayuran seperti daun tikim, lokio, kol, sawi asin, selada, tauge, dan lain-lain. Sayuran pada asinan Betawi pun harus dijaga kesegarannya, dan tidak bisa dimakan mentah. Sayuran juga harus dibersihkan dengan benar agar layak dikonsumsi masyarakat.

Kuah asinan Bogor dan asinan Betawi juga berbeda. Dasarnya asinan Bogor menggunakan kuah asam yang terbuat dari saripati cabai merah, air, gula pasir, cuka, serta ebi. Sedangkan asinan Betawi disajikan dengan bumbu kacang di atasnya, yang terbuat dari kacang, cabai, cuka aren, garam, udang kering, dan gula aren atau gula pasir.

Dengan bahan dan kuah yang berbeda, rasa asinan Bogor dan asinan Betawi juga berbeda. Asinan Bogor memiliki rasa asam dan pedas, dan ditambah dengan rasa segar dari buah-buahan yang digunakan. Adapun asinan Betawi cenderung gurih, pedas, dan manis, karena terdapat campuran gula aren di dalam bumbu kacangnya.

Meski berbeda, keduanya sama-sama punya banyak penggemar dan sama-sama menyegarkan.




Gunung Krakatau dan Anak Krakatau: Geliat Vulkanik yang Menuntut Siaga

Sebelumnya

Sekilas tentang Sushi: Dari Makanan Tradisional ke Kuliner Global

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Horizon